Unordered List

6/recent/ticker-posts

Merancang Kegiatan Memasuki Purnatugas

                                                

Cibitung, Gagas Indonesia Satu.com 

APA yang dilakukan ketika memasuki usia 58 atau 60 tahun? Bagi siapa pun yang berkarya sebagai Aparat Sipil Negara (ASN) maupun sebagai karyawan swasta perusahaan maka bersiap-siap untuk melakukan kegiatan setelah menjalani rutinitas selama ini. Bagi karyawan yang berusia menjelang 58 atau 60 tahun sudah pasti sedang memikirkan apa yang dilakukan masa pensiun, kelak?

Diskusi terbatas berlangsung, Kamis (9 Mei 2024)  di Perumahan Kartika Warnasari Blok A-5/11 Cibitung, Jawa Barat, rumah Yohanes Kao Mukin, seorang alumnus Sekolah Pendidikan Guru Katolik (SPGK Podor) Larantuka, Flotim tahun 1989. Tema diskusi penuh semngat itu mengerucut soal apa kegiatan dilakukan mulai pensiun. 

Ikut hadir Januarius Situ Nama, Yohanes K.Mukin, Markus Enga Doren, Yohanes Paul Hurint (Podor Angakatan 1989) dan Yohanes Mamun Maran (Podor Angk. 1988) juga penulis. Diskusi terbatas yang digagas kali ini memang secara sengaja mengingat angkatan ini tinggal menghitung beberapa tahun lagi  memasuki masa pensiun.

Y. Kao Mukin, misalnya karyawan PT. DHARMA PRECISION PARTS ini sudah mulai melirik usaha menjual jenis ikan dari daerahnya. Dia menyebut potensi ikan sangat menjanjikan hanya dikelola, tata niaga selama ini sangat konvensional. Jika masyarakat kita hanya mengandalkan ikan dijemur dari matahari  maka, diubah dengan menggunakan oven.

                                       

                                                           Podor angkatan 1989 

‘’Oleh karena dengan matahari maka kelihatan kotor maka kita ubah dengan oven, mengingat listrik sudah masuk desa. Kita membelah kemudian diberi garam, maka teksturnya lebih bersih kemudian dikemas lalu tawarkan ke alfamart maupun indomart. Saya sudah melihat potensi ini dan saya tertarik”jelas pria asal Wolo, ayah dari tiga orang puteri ini.

Januarius Situ Nama, saat ini bekerja lembaga pendidikan dasar milik kongregasi CIJ Cipondoh, Tangerang. Sekitar 3 tahun lebih akan memasuki masa pensiun. Sesuai dengan ketertarikan ia dan anak-anaknya ia mungkin akan memiliki usaha kuliner. “Yah, itu kegiatan masa pensiun” kata ayah dari tiga anak laki-laki ini.

Yohanes B. Paul Hurint, staf Kemenag Flotim ini menceritakan sebelum ia masuk menjadi staf Kemenag di Lembata ia sudah menjalani usaha ikan. Untungnya fantastis dan mencukupi. Sekitar 5 tahun ia menjalani usaha menjual potensi ikan ini di Larantuka dan sekitarnya. Usaha seperti ini dijalani dan harus berani, membuang rasa malu dan ia menikmati keuntungannya.

Paul Hurint, berada di Jakarta untuk menjenguk anaknya yang sedang mengenyam pendidikan di Metropolitan. Sosok ini pernah bekerja di NGO dan wilayah pelayanan di Lembata sehingga ia lebih fasih mengenal daerah -daerah di Lembata. Empat tahun silam, ayah empat anak ini mutasi ke Flores Timur.

Yohanes Mamun Maran (angkatan Podor 1988) bercerita banyak anak generasi sebelumnya masih gengsi untuk melakukan wirausaha. Dua tahun lagi ia memasuki pensiun akan kembali ke kampungnya di Knotan, Adonara Tengah guna berwirausaha.  ASN di SDN Sukaragan, Jawa Barat ini bisa berkebun. “Jika ada peluang lain boleh beternak dan sebagainya,’’ ungkap ayah dua anak.

Pria yang pernah belajar di Unika Atmajaya Jakarta ini bisa menghabiskan masa pensiunnya di kampung. Dan kalau memungkinkan kembali ke Cikarang untuk membuka usaha lainnya. Baginya secara mental mesti harus menjauhkan sikap malas-malasan tapi harus berani membaca peluang.

Markus E. Doren, mengatakan mulai bulan ini pensiun. Ia sendiri belum memastikan akan memulai usaha apa tapi ia yakin setelah menerima hak dari perusahaan tempat ia bekerja pasti ada usaha yang dilakukan.

Yohanes Mukin sangat bersyukur pengalaman di kantornya justru diberikan teori-teori pelatihan untuk membuka usaha ketika mulai pensiun. “Saya diminta untuk mempresentasikan di depan direktur, karena saya pernah mengalami dan menjadi pelaku dalam usaha jual dan membeli,”katanya.

Pengalaman belum lama ini ketika bulan Februari 2024, mendampingi puterinya wisuda anak keduanya menjadi dokter, 1.500 wisudawan menggunakan jasa rias menjelang pesta wisuda. Bisa saja itu membaca itu sebagai peluang besar. Mulai dari situ orang-orang kita bisa belajar tentang tata rias kemudian menjalani usaha itu, kan lumayan. “Saudara-saudara kita tidak membaca peluang itu, nah kalau keterampilan menjadi tenaga tata rias, berapa penghasilan yang diterima?,” ungkap Yanka kini memiliki klinik kesehatan itu. ***

                                                                                                      Konradus R. Mangu

Peserta diskusi terbatas. 

Ket. foto: Dari kiri Jan Muda, Yoh Maran, K, Mangu, Yanka, Markus dan Yoh Paul Hurint (foto Nona Mukin)

Posting Komentar

0 Komentar