Tangerang, Gagas Indonesia satu
Sebanyak 15 biarawan /wati dari berbagai tarekat (SDB, Pr, OFM FdCC, TMM) mengadakan live in di Paroki Kutabumi, Gereja St Gregorius Agung, Sabtu -Minggu ( 20-21 April 2024). Kegiatan ini untuk mengisi rangkaian aksi Minggu Panggilan Sedunia ke-61. Kegiatan ini merupakan pertama kali dilakukan sejak paroki ini defenitif menjadi paroki pada 11 tahun lalu.
Ketua Seksi Panggilan, David Edison menjelaskan sebanyak 15 biarawan itu datang Sabtu, (20/4) mengikuti misa bersama umat di paroki. Selanjutnya para ketua lingkungan dan wilayah menjemput lalu mengadakan pertemuan dengan OMK, BIR/BIA, anak-anak, ASAK, para orangtua dan pendamping. Sebanyak 8 wilayah yang mendapatkan kesempatan menjadi tuan rumah. “Kegiatan ini untuk mendengarkan sharing pengalaman iman setiap biarawan yang berkunjung le lingkungan dan wilayah,’’ terang seorang Ketua Lingkungan di daerah Sepatan.
RD. Yosef Purboyo Diaz saat merayakan misa Sabtu sore mengungkapkan, semoga live in ini mengajak anak-anak, orang muda Katolik tertarik menjadi biarawan, suster, imam dan bruder. Ia mengatakan di paroki ini belum ada seorang pun memilih menjadi suster sedangkan imam sudah ada dan yang sedang di llembaga pendidikan Seminari Menengah /Tinggi.
Ia juga mengingatkan kepada umat untuk mendukung mereka yang telah memilih menjadi biarawan/wati. “Maka saya minta para frater dan suster yang sedang mengikuti live ini, jangan sekali-kali digoda,’’tambah Rm Diaz yang disambut tawa seluruh umat.
Sr Margareta, FdCC
Khusus di wilayah Bonavantura dilaksanakan di Blok D No 3 Perum Mutiara Pluit , dihadiri sekitar 80-an anak-anak, OMK, BIR/BIA dan ASAK. Della, anak mantan ASAK yang kini bekerja sebagai pendidik di sebuah sekolah Katolik menjadi pemandu, membacakan pertanyaan peserta dan dijawab oleh Sr. Margareta Sola, FdCC dan frater Ambrosius SDB.
Beragam pertanyaan yang diajukan yakni pengalaman hidup membiara dan dijawab dengan lancar. Ketika satu pertanyaan apakah suster dan frater pernah jatuh cinta? Suster Margareta menjawab memang pernah jatuh cinta namun cinta Tuhan lebih kuat dari cintanya maka ia hanya menaggapi kasih cinta Tuhan dan memlih menjadi suster. Sedangkan frater juga mengakui ada perasaan cinta tapi ia lebih memilih menjadi pelayan Tuhan yakni menjadi salesian.
Sheryl, peserta dari Kornelius mengungkapkan kegiatan ini berguna, selain untuk mendegarkan sharing, ia boleh bertemu dengan teman-teman omk di lingkungan lain. Yanti, peserta lainnya mengaku belum terpanggil untuk menjadi suster, jika ada panggilan pasti ai tanggapi, jawabnya dengan senyum.
Di tengah -tengah kegiatan dua orang yang masih berusia 3-4 tahun saat ditanya mengaku menjadi calon suster dan pastor. Tepuk tangan seluruh umat sebagai ekspresi gembira menyambut keinginan dua warga dari wilayah Bonifasius. -
Selain kegiatan wilayah, Minggu (21/4) dilakukan pertemuan dan sharing bersama OMK dan BIR, BIA yang dipusatkan di paroki. Akankah live in yang pertama kali ini berdampak bagi seluruh umat? Kita berharap ada calon imam dan suster di wilayah paroki Kutabumi, Tangerang. *** Konradus R. Mangu
https://youtu.be/bygMeqZBxag?si=-B83uGC7lT8Lk9FW
2 Komentar
Wilayah Bonaventura masbro.
BalasHapussiap direvisi, thank you
Hapus