(Sumber Inspirasi: Yoh. 21:15-19)
“Peristiwa-peristiwa pada masa itu masih
kuingat baik daripada yang terjadi baru-baru ini. Karena yang kita pelajari
pada masa muda tumbuh subur dan mengakar dalam batin. Saya masih mengingat
dimana Polykarpus duduk ketika ia mengajar, bagaimana caranya berjalan dan
bagaimana sikapnya. Saya masih ingat akan khotbah-khotbahnya kepada umat, dan
bagaimana ia mengisahkan pergaulannya dengan Yohanes serta orang-orang lain
yang menjadi saksi hidup Tuhan. Polykarpus mengajarkan apa yang didengarnya
dari saksi-saksi mata kehidupan Yesus dan mukjizat-mukjizat-Nya. Semua berkat
kemurahan Allah itu telah kuterima dengan sepenuh hati dan kucatat bukannya di
atas selembar kertas, melainkan di dalam hatiku, serta oleh rahmat Allah selalu
kurenungkan dengan seksama”.
Cuplikan kisah pengalaman hidup Santo Ireneus dari Lyons, Uskup dan Martir
menjadi saksi sejarah pertumbuhan iman akan Kristus. Pengalaman iman di bawah
pengajaran Polykarpus menanamkan benih-benih iman yang tumbuh dan mengakar
dalam diri seorang Ireneus. Pengalaman iman yang diterima, tidak ditulis di
atas selembar kertas yang gampang tercabik, melainkan di dalam hatinya. Itu berarti
pengalaman perjumpaan dengan Polykarpus sebagai pengajar, memberikan informasi
penting tentang siapa sesungguhnya Kristus yang diimaninya.
Bacaan Injil hari ini memberikan gambaran
tentang bagaimana proses Yesus memberikan kepercayaan pada Petrus untuk
mengembalakan domba-domba-Nya. Tiga kali Yesus menanyakan pada Petrus, ini menegaskan
tentang penyangkalan Petrus saat Ia ditangkap dan diadili. Walaupun Petrus, di
mata manusia terkesan tidak konsisten namun ada keterbukaan hati untuk menerima
tawaran untuk menjadi seorang pemimpin. Sesudah sarapan Yesus berkata kepada
Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari
pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu,
bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah
domba-domba-Ku."
Apa yang bisa dimaknai dari pengalaman Petrus
untuk kehidupan kita saat ini? Menjadi gembala memang tidak mudah namun Tuhan yang
memberikan penguatan pada setiap keputusan yang dijalani yang pada akhirnya
pewartaan itu bisa terlaksana dan benih iman bisa tumbuh. Menumbuhkan iman
harus dimulai dari dini seperti yang dialami oleh Santo Ireneus dari Lyons,
agar benih itu tumbuh dan mengakar.***(Valery Kopong)
0 Komentar