Honihama, Gagas Indonesia Satu.com
KADIARE, nama wadah kelompok masyarakat lokal. Kadiare merupakan akronim dari Kakan Dike Arin Sare (=Kakak dan adik sama - sama baik). Wadah ini sengaja dibentuk atas restu para tetua adat, tokoh kampung juga dukungan pemerintah setempat, Desa Tuwagoetobi, Kec. Witihama, Flores Timur dengan tujuan mulia mempersatukan kaum muda untuk melakukan kegiatan bersama, bergotong royong, saling membantu anggota kelompok dalam organisasi ini. Kelompok ini terbentuk, 30 Juni 1974. Artinya dari segi usia wadah ini memang tidak muda lagi.
Untuk memperingati kemeriahan Emas 50 Tahun organisasi ini sejak tahun 2019 telah dibentuk panitia perayaan yang diketuai Yoseph Kopong Solot. Namun dalam perjalanan karena kondisi tertentu posisi ketua panitia digantikan oleh Klemens Kopong Miten. Semua kegiatan yang dilakukan sejak tahun 2019 dikoordinasikan Klemens Kopong Miten yang dibantu seluruh anggota berjumlah 60-an orang termasuk Ketua Kadiare, Viktor Lele Kuma.
Klemens Kopong, Ketua Panitia 50 Tahun Kadiare dalam keterangan melalui telefon seluler menjelaskan untuk kelancaran dan suksesnya berbagai acara panitia yang dibentuk dilengkapi dengan Seksi Usaha Dana. Seksi ini mulai bertugas bersama mengumpulkan dana untuk kegiatan tersebut, bahkan nilai uang yang dikumpulkan cukup fantastis yakni sekitar 300 juta rupiah. “Maka mulai dari kegiatan menonton bersama Piala Dunia tahun 2022, Turnamen Kadiare Cup yang melibatkan dua kecamatan Ile Boleng dan Kecamatan Witihama dan usaha gotong royong bersama yang biasa dilakukan setiap minggu, mengerjakan kebun milik masyarakat.
‘’Selain kegiatan tersebut juga dilakukan pembangunan lapangan voli, semenisasi dan pembangunan tribun untuk pelaksanaan kegiatan sejak bulan April - Mei 2024 lalu,’’ jelas Kopong Miten.
Sekertaris Kediare, Daniel Lamapaha menambahkan jenis kegiatan yang dilaksanakan menyongsong pesta Emas Kadiare yang melibatkan dua desa Tuwagoetobi (Dusun I, II, III dan IV) dan Desa Riangduli. Adapun lomba itu itu lanjut Daniel, Lomba Hedung, Soka, Gawi Au, Dolo-Dolo (sole). Selain itu ada solo vokal dan vokal grup yang dilombakan nanti.
Klemens menjelaskan sebelum hari ‘H’ peringatan 50 tahun wadah ini dilakukan pertemuan untuk mendengarkan “Kilas Balik perjalanan Kadiare dari tahun ke tahun’. Akan direncanakan hadir Maksimus Masan Kian, anak lewotana yang menjadi Ketua PGRI Flores Timur dan undangan lain, ada Ketua Agupena, Anggota Sanggar Seni Sina Ria Bele.
Para undangan yang direncanakan akan hadir Camat Kecamatan Ile Boleng dan Camat Witihama serta utusan peserta yang mengikuti turnamen Bola Kaki yang dilaksanakan sejak tahun lalu. Kegiatan ini akan dimeraihkan dengan berbagai acara seni seperti penampilan Sinar Remaja Band yang menjadi ikon kelompok ini, bahkan pernah sangat populer tahun 1990an dinahkodai Yos Gede Lamatokan.
Ada hal yang dicermati kemeriahan 50 tahun Kadiare bukan hanya sekedar mengenang masa lalu. Ajang ini sebagai wadah mengembangkan budaya seni di tingkat lokal dengan menumbuhkan semangat terus berkarya. Lagu-lagu yang dinyanyikan pun, kata panitia bernunsa Lamaholot tidak identik dengan pengaruh budaya lain.
Ada nilai besar yang diusung sesuai dengan nama wadah ini Kakan Dike Arin Sare, itu berarti menumbuhkan semangat kebersamaan, membangun semangat gotong royong untuk mencapai tujuan bersama. Membangun suatu wilayah lebih rukun, berawal dari keluarga kemudian dalam kelompok. Dalam kelompok ini bersama-sama kerja sama gotong royong mengumpulkan dana lalu melakukan hal bersama secara bersama-sama pula untuk membantu masyarakat dalam berbagai hal.
Malam ini, Kamis ( 27 Juni 2024) dilakukan Festival Seni Budaya yang dipusatkan di panggung utama dusun Lewolein disiarkan face book live. Ada musik hiburan lagu-lagu “Sinar Remaja Band” yang cukup legendaris. Kelompok ini seingat penulis beberapa kali menjuarai Lomba Lagu yang dipusatkan di Kecamatan Adonara Timur di Waiwerang. Selamat Ulang Tahun Kakan Dike Arin Sare. Maju terus *
Konrad R. Mangu
0 Komentar