Unordered List

6/recent/ticker-posts

Kita Dapat Singkirkan Serigala Berbulu Domba

                                                            


                                             Pater Peter Tukan, SDB  

Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kita Dapat Singkirkan Serigala Berbulu Domba. Peribahasa “Serigala berbulu domba” tidak asing dari pembicaraan kita. Ini bisa ditunjukkan dengan ilustrasi sederhana ini. Ibu-ibu sudah sekitar 6 bulan membentuk kelompok arisan di antara mereka yang seprofesi, yaitu para ibu rumah tangga.

Kekompakan dan kearaban mereka yang mulai terjalin itu pada titik tertentu diganggu oleh dua orang yang merusak dari dalam, karena mereka suka menyebarkan gosip. Kedua ibu itu adalah pengurus kelompok dan orang-orang terpandang. Mereka didengar, dituruti, dan disegani oleh ibu-ibu lainnya. Namun yang sangat mengecewakan akhirnya diketahui bahwa gosip-gosip itu ternyata berasal dari kedua ibu tersebut. Mereka jelas-jelas layak mendapat julukan serigala berbulu domba.

Serigala adalah binatang buas yang menganalogikan sifat manusia yang membahayakan, merugikan, dan merusak kehidupan. Karena manusia punya kemampuan akal budi untuk bermain memakai topeng supaya menutupi kelemahan atau kesalahannya, maka yang selalu nampak untuk dilihat oleh orang lain ialah sikap atau tindakan baik dan memikat hati. Ini dianalogikan dengan bulu domba yang halus, mulus, dan indah. Sifat atau karakter asli ialah seperti serigala yang buas dan jahat yang dibungkus oleh penampilan luar yang tenang dan manis seperti buluh domba.

Yesus menasihatkan kita untuk berwaspada terhadap nabi-nabi palsu yang suka menyamar menjadi orang-orang baik. Mereka selalu tampak baik, tetapi sebenarnya mereka adalah serigala-serigala yang buas. Yang membuktikan kalau mereka jahat ialah buah-buah dari hidup mereka. Mungkin mereka kelihatan baik dalam berkata-kata, berdoa, berpuasa, dan mengajar. Mungkin pengetahuannya dalam aspek rohani banyak dan tinggi. Tetapi akhirnya hidup nyata yang sangat menentukan dan bukan teori atau penampilan diri.

Buah yang paling busuk dan tidak berguna ialah mereka menyesatkan orang lain yang tidak menemukan jalannya untuk sampai kepada Tuhan. Akibat terburuk ini yang selalu dikecam oleh Yesus. Kecaman dan hukuman sudah mereka terima dari Yesus. Kalau dari kita, kewaspadaan sangatlah penting terhadap setiap bentuk penyamaran dan aktivitasnya. Kita harus tetap bertekat menjauhi atau menolaknya. Kita perlu mengikuti contoh yang dibuat raja Yosia, yang membawa semua rakyatnya memperkuat perjanjian dengan Tuhan, agar hidup mereka dijauhi dari segala kepalsuan, dan mereka senantiasa setia kepada Tuhan Allah nenek moyang mereka. ** (Penulis adalah pastor Peter kini bertugas di Labuan Bajo, NTT) 


Posting Komentar

0 Komentar