Hari ini Gereja merayakan Hari Raya St. Petrus
dan St. Paulus, rasul. Membaca sejarah perjalanan dua rasul ini memberikan
warna perjalanan Gereja dan karya-karya pewartaan tentang Kristus. Petrus
dengan nama asli Simon dan Andreas saudaranya, bisa dijumpai dalam kisah
pemanggilan murid-murid Yesus yang pertama. “Mari, ikutlah Aku!” Kamu akan
Kujadikan penjala manusia. Perjumpaan dan awal mula Yesus memanggil mereka
untuk menjadi murid pertama, tentu ada kebanggaan tersendiri dan tetapi hal
lain yang menjadi pertanyaan penting adalah mengapa mereka tidak protes
terhadap tawaran Yesus untuk menjadi pengikut-Nya? Mereka pasti tahu tentang
siapa itu Mesias yang memanggil mereka sehingga mereka bisa melepaskan
segala-galanya demi Sang Guru yang memanggil. Ada kemungkinan lain, Andreas
saudaranya lebih tahu tentang Mesias yang dijanjikan Allah karena Andreas
sendiri merupakan salah satu dari murid Yohanes Pembaptis. Karena itu di antara
mereka sebagai saudara saling memberikan peneguhan untuk menjadi pengikut-Nya.
Menarik bahwa kisah mereka tidak berhenti di
tepi pantai. Mereka segera meninggalkan jala yang menjadi milik berharga
sebagai seorang nelayan. Sikap lepas bebas ini menjadi syarat untuk mau
mengikuti panggilan-Nya karena hanya dengan sikap penuh kebebasan ini, ada
pengosongan diri dan tidak terikat oleh apa dan siapa pun. Bentangan pantai dan
perahu menjadi saksi bisu atas panggilan berahmat itu. Simon yang disebut
Petrus dan Andreas saudaranya telah dimatangkan mentalnya oleh lautan yang
ganas setiap kali menerjang buritan perahu. Memang, seorang pelaut tidak
dilahirkan dari lautan yang tenang tetapi justeru oleh ganasnya ombak,
memberikan pelajaran berharga untuk bagaimana bertahan di tengah ombak
itu.
Pengalaman sebagai nelayan yang lihai bermain
bersama ganasnya ombak itu, menjadikan Petrus tetap tegar dan setia. Ia
bahkan mendapat tugas penting, yakni
menjadi kepala atas para rasul. Ia dipilih Yesus untuk menjadi kepala atas para
rasul bukan karena kesucian dirinya. Kita tahu bahwa Petrus salah satu murid
kesayangan-Nya tetapi pernah menyangkal-Nya tiga kali. Petrus, juga seperti
manusia lain yang terkadang tidak memiliki prinsip yang kuat tetapi karena
keterbukaan atas kelemahan di hadapan-Nya maka ia mendapat mandat penting. Di
atas pundaknya juga, Yesus mendirikan Gereja. “Engkau adalah Petrus dan di atas
batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan
menguasainya.”
Kisah lain yang tidak kalah penting adalah
Paulus. Nama aslinya Saulus sebelum mengalami pertobatan. Saulus dikenal sadis
karena selalu mengejar dan menganiaya mereka yang menamakan diri sebagai
pengikut Kristus. Sampai suatu ketika di gerbang menuju kota Damsyik, ia jatuh
dari kuda setelah disorot oleh sinar yang sangat tajam. Ia jatuh dan tidak
menyadarkan diri. Pada peristiwa ini Saulus mengalami kehadiran Kristus dalam
dirinya dan pada akhirnya ia mengalami pertobatan. Ia mengenakan nama baru,
Paulus.
Walaupun Paulus bukanlah salah satu dari kedua
belas murid Yesus, tetapi peranannya menjadi penting dalam karya pewartaan
tentang Kristus. Kehadirannya di tengah kelompok murid Yesus setelah kematian
dan kebangkitan-Nya berkat peranan Barnabas. Nama asli Barnabas adalah Yusuf.
Arti nama Barnabas adalah anak penghiburan. Berkat Barnabas maka Paulus
diterima dalam kalangan para rasul. Paulus menjadi pewarta terbesar dan menjadi
pendobrak yang melampui batas. Jika pewartaan Petrus lebih berkonsentrasi pada
kelompok-kelompok berdarah Yahudi, maka Paulus lebih memilih mewartakan Kristus
di luar kelompok-kelompok Yahudi. Baik Petrus maupun Paulus, mereka menjadi
saksi dan mewartakan Kristus tanpa takut. Bahkan Petrus sendiri dihukum mati
dan disalibkan dengan kepala ke bawah. Salib menjadi jaminan keselamatan bagi
mereka yang setia mewartakan Kristus.***(Valery Kopong)
0 Komentar