Beberapa hari ini saya terlibat dalam mengikuti
rapat kerja dengan teman-teman guru SD Insan Teratai. Setiap kelompok merancang
program yang akan dilaksanakan pada tahun ajaran baru 2024-2025. Di selah-selah
kesibukan merancang program, setiap kelompok diminta untuk merancang kreasi
yang memberikan simbol pada masing-masing kelompok dan dipresentasikan terkait
makna yang ada di balik pesan simbolik berupa gambar dan kreasi lainnya.
Ada lima kelompok yang dibangun berdasarkan nilai-nilai
kemanusiaan yang dihidupkan pada sekolah Insan Teratai. Ada kebajikan, tanpa
kekerasan, kasih sayang. Kelompok kami mengambil tema kasih sayang. Masing-masing
anggota memberikan ide atau gagasan untuk memaknai secara mendalam tentang
pesan simbolik itu. Kami kemudian sepakat bahwa kelompok kasih sayang menampilkan gambar
hati sebagai landasan utama dalam membangun relasi kasih sayang antar sesama. Kami
menyadari bahwa kasih itu melampaui segala-galanya, karena itu setiap orang
yang berada dalam satu komunitas, walaupun memiliki hati masing-masing namun
terasa menyatu dalam membentuk satu paguyuban.
Setiap orang harus menyadari diri sebagai
bagian dari satu komunitas kerja. Dengan menyadari diri bahwa aku ada untuk
orang lain, maka secara sederhana, seseorang sudah berusaha bergerak keluar
untuk membangun relasi dengan orang lain. Kasih yang sering disimbolkan dengan
hati, tidak menawarkan pesan egois, namun terus bergerak keluar untuk mencari
makna dengan menyatu bersama yang lain. Ada dan hidup bersama yang lain berarti
membiarkan kasih itu bergerak mencari relasi dan pada saat yang sama, kasih itu
akan menemukan makna sesungguhnya.***(Valery Kopong)
0 Komentar