Tangerang, Gagas Indonesia Satu.com
SEORANG imam
ditempatkan di paroki baru. Suatu ketika ia pergi ke kantor pos karena keperluan. Imam itu tidak mengetahui persis alamat kantor pos yang ada di kota itu. Namun
ia memberanikan diri terus mencari dan ia bertanya kepada siapa pun yang
mengetahui alamat jelas kantor pos itu. Imam itu kemudian menggunakan sepeda
motor lalu tiba di suatu perempatan jalan. Pada mulanya ia belok ke kiri
kemudian belok ke kanan.
Untuk menghindari perjalanannya sesat ia bertanya kepada seorang anak muda yang berada tidak jauh dari jalan dilewati imam. Saat imam mencari informasi bagaimana caranya lmewati jalan orang mud aitu menjelaskan, “Pastor mengikuti jalan ini kemudian belok ke kanan lalu ke kiri,’’ terang anak muda.
Depan dari kiri: Rm Agung, Firmin dan Rm Yosafat
Imam itu
kemudian mengikuti arahan anak muda dan akhirnya imam sampai ke kantor
pos. Selesai urusan di kantor pos ia melewati jalan dan kembali ia
betemu dengan anak muda tadi. Imam itu bertanya, “Mas, koq tahu saya ini
seorang pastor”. Orang muda itu menjawab
ia kadang-kadang mengikuti misa di gereja. Sekali
lagi ia kadang-kadang misa di paroki tempat pastor bertugas.
Jawaban anak
muda tadi membuat imam bertambah semangat. Karena mendengar orang muda itu
kadang-kadang ke gereja, imam itu menjanjikan akan menyiapkan kotbah yang
sangat bagus dan pasti koor yang indah
seperti koor tahbisan tiga Imam SSCC hari ini.
Berulang-ulang
pastor itu membujuk anak muda tapi
sayangnya anak muda itu sama sekali tidak mau mengikuti anjuran imam itu. Imam
itu memberikan bujukan lain untuk kembali mengajak anak muda itu untuk ke
gereja. Namun lagi-lagi orang muda tidak mau sambil mengatakan, “Ke kantor pos
saja pastor tidak tahu apa lagi mengajak saya untuk menjumpai Tuhan,’’ demikian
jawab orang muda itu.
Uskup
Ignatius Kardinal Suharyo mengisahkan kisah “buat-buatan’ itu di hadapan 800
orang umat yang hadir dalam Ekaristi Kudus di Paroki Citra Raya Gereja St
Odilia, Tangerang, Senin ( 12 Agustus). Ekaristi Kudus selain tahbisan tiga
imam SS.CC juga sebagai Perayaan 100 Tahun kehadiran tarekat SS.CC di Indonesia.
Tiga imam
yang ditahbis itu adalah Diakon Firminus Hoga Botan SS.CC, Diakon Stefanus
Nugraha SS.CC dan Yosafat Koleq Liarian SS.CC. Ketiga Diakon yang ditahbiskan
itu didampingi orangtua/yang mewakili diakon.
Pesan yang
penting kotbah itu adalah bagaimana seorang imam membawa umat Allah untuk
menuju kesempurnaan kasih Allah, sebab kadang-kadang imam dalam tugas perutusan
kadang lupa membawa umat Allah untuk mencapai kesempurnaan kasih itu.
Perayaan Tahbisan itu dipimpin oleh Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo yang adalah Uskup KAJ, pastor Paroki Citra Raya Felix Supranto SS.CC dan romo rekan juga Provinsial SS.CC Indonesia, P. Pankratius Ola Kraeng SS.CC serta puluhan imam SSCC dan imam yang bertugas di wilayah Dekenat I dan II Tangerang.Ikut hadir sejumlah pejabat Kakanwil Kemenag Banten, Dr. H. Nanang Fatchurochman, S.H, S.Pd, M.Pd Ketua MUI Banten, H. Romly, Pembimas Katolik Prov. Banten, Pormadi Simbolon, SS serta para undangan lainnya.
Suasana misa tahbisan St Odilia/ Jo Hanaphi
Bagian
kotbah Kardinal selanjutnya ia menekankan
pentingnya jalan menuju kesempurnaan kasih seperti yang dikatakan Paus
Fransiskus, baik sebagai anggota tarekat religius, para suster, bruder, awam
atau panggilan hidup berkeluarga. “Sebagai tarekat maka perlu menghayati kaul dengan gembira,
maka kalau seorang imam termasuk tiga diakon yang ditahbiskan ini menjalani
dengan tidak gembira, tegurlah bahwa ingat pesan Paus Fransiskus perlu
menghayati panggilan sebagai anggota tarekat.
“jika Anda sebagai keala keluarga jalani hidup dengan penuh pengorbanan
maka akan mencapai kesempurnaan kasih yang dimiliki Allah,’’ tambah Uskup
Kardinal Ignatius Suharyo.
Maka ia
mengharapkan tiga Diakon yang ditahbiskan sungguh-sungguh melaksanakan kaul
dalam tarekat dengan penuh gembira.
Pastor Felix
Supranto SS.CC mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah embantu demi kelancaran tahbisan.
Tahbisan ini memiliki arti penting karena bersamaan dengan perayaan 100 tahun
SS.CC hadir dan berkarya di Indonesia.
Ketua MUI
Prov. Banten H. Romly mengatakan cinta
kasih merupakan tugas bersama umat beriman maka tugas romo seperti Rm Felix bukan hanya milik umat Katoli saja tapi milik
seluruh umat yang mana tuga menyampaikan kebaikan dan cinta kasih. Tugas
seorang romo membangun kebersamaan dan
kesejahteraan Bersama namun secara sosiologis adalah bersama umat melakukan
semua kebaikan.
Firminus H
Botan, SS.CC mewakili dua rekan imam lainnya menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah menyukseskan tahbisan. Dikatakan, menjadi imam itu sulit
tapi sangat sulit ketika sudah menjadi imam, makai a meminta dukungan doa
seluruh umat dalam perjalan panggilan.\
Pastor
Pankrasius Ola Kraeng SS.CC selaku Provinsial SS.CC Indonesia membacakan
perutusan tiga imam Rm Yosafat diutus berkarya
di Mentawai, Rm. Firmin H. Botan SS.CC diutus ke Palangkaraya
(Kalimantan) dan Rm Stefanus Agung Nugraha SS.CC menjalani perutuan menjadi
misonaris di Filipina. Selamat bertugas Diakon tertahbis. ***
Konradus R. Mangu.
0 Komentar