Unordered List

6/recent/ticker-posts

“Cerita Imam Pencari Kantor Pos” Saat Tahbisan Tiga Imam di Paroki Citra Raya

 


                                    Uskup Kardinal Suharyo /foto : Jo Hanapi 

Tangerang, Gagas Indonesia Satu.com

SEORANG imam ditempatkan di  paroki baru. Suatu ketika ia pergi ke kantor pos karena keperluan. Imam itu tidak mengetahui persis  alamat kantor pos yang ada di kota itu. Namun ia memberanikan diri terus mencari dan ia bertanya kepada siapa pun yang mengetahui alamat jelas kantor pos itu. Imam itu kemudian menggunakan sepeda motor lalu tiba di suatu perempatan jalan. Pada mulanya ia belok ke kiri kemudian belok ke kanan.

Untuk menghindari perjalanannya sesat ia bertanya kepada seorang anak muda yang berada tidak jauh dari jalan dilewati imam. Saat imam mencari informasi bagaimana caranya lmewati jalan orang mud aitu menjelaskan, “Pastor mengikuti jalan ini kemudian belok ke kanan lalu ke kiri,’’ terang anak muda.



                                     Depan dari kiri: Rm Agung, Firmin dan Rm Yosafat 

Imam itu kemudian mengikuti arahan anak muda dan akhirnya imam sampai ke kantor pos. Selesai urusan di kantor pos ia melewati jalan dan kembali ia betemu dengan anak muda tadi. Imam itu bertanya, “Mas, koq tahu saya ini seorang pastor”. Orang muda itu menjawab  ia kadang-kadang mengikuti misa di gereja. Sekali lagi ia kadang-kadang misa di paroki tempat pastor bertugas.

Jawaban anak muda tadi membuat imam bertambah semangat. Karena mendengar orang muda itu kadang-kadang ke gereja, imam itu menjanjikan akan menyiapkan kotbah yang sangat bagus  dan pasti koor yang indah seperti koor tahbisan tiga Imam SSCC hari ini.

Berulang-ulang pastor itu  membujuk anak muda tapi sayangnya anak muda itu sama sekali tidak mau mengikuti anjuran imam itu. Imam itu memberikan bujukan lain untuk kembali mengajak anak muda itu untuk ke gereja. Namun lagi-lagi orang muda tidak mau sambil mengatakan, “Ke kantor pos saja pastor tidak tahu apa lagi mengajak saya untuk menjumpai Tuhan,’’ demikian jawab orang  muda itu.

Uskup Ignatius Kardinal Suharyo mengisahkan kisah “buat-buatan’ itu di hadapan 800 orang umat yang hadir dalam Ekaristi Kudus di Paroki Citra Raya Gereja St Odilia, Tangerang, Senin ( 12 Agustus). Ekaristi Kudus selain tahbisan tiga imam SS.CC juga sebagai Perayaan 100 Tahun kehadiran tarekat SS.CC di Indonesia.

Tiga imam yang ditahbis itu adalah Diakon Firminus Hoga Botan SS.CC, Diakon Stefanus Nugraha SS.CC dan Yosafat Koleq Liarian SS.CC. Ketiga Diakon yang ditahbiskan itu didampingi orangtua/yang mewakili diakon.

                                            

Pesan yang penting kotbah itu adalah bagaimana seorang imam membawa umat Allah untuk menuju kesempurnaan kasih Allah, sebab kadang-kadang imam dalam tugas perutusan kadang lupa membawa umat Allah untuk mencapai kesempurnaan kasih itu.

Perayaan Tahbisan itu dipimpin oleh Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo yang adalah Uskup KAJ, pastor Paroki Citra Raya Felix Supranto SS.CC dan romo rekan juga Provinsial SS.CC Indonesia, P. Pankratius Ola Kraeng SS.CC serta puluhan imam SSCC dan imam yang bertugas di wilayah Dekenat I dan II Tangerang.Ikut hadir sejumlah pejabat Kakanwil Kemenag Banten, Dr. H. Nanang Fatchurochman, S.H, S.Pd, M.Pd Ketua MUI Banten, H. Romly, Pembimas Katolik Prov. Banten, Pormadi Simbolon, SS serta para undangan lainnya. 


                                            

                             Suasana misa tahbisan St Odilia/ Jo Hanaphi

Bagian kotbah Kardinal selanjutnya ia menekankan  pentingnya jalan menuju kesempurnaan kasih seperti yang dikatakan Paus Fransiskus, baik sebagai anggota tarekat religius, para suster, bruder, awam atau panggilan hidup berkeluarga. “Sebagai tarekat  maka perlu menghayati kaul dengan gembira, maka kalau seorang imam termasuk tiga diakon yang ditahbiskan ini menjalani dengan tidak gembira, tegurlah bahwa ingat pesan Paus Fransiskus perlu menghayati panggilan sebagai anggota tarekat.  “jika Anda sebagai keala keluarga jalani hidup dengan penuh pengorbanan maka akan mencapai kesempurnaan kasih yang dimiliki Allah,’’ tambah Uskup Kardinal Ignatius Suharyo.

Maka ia mengharapkan tiga Diakon yang ditahbiskan sungguh-sungguh melaksanakan kaul dalam tarekat dengan penuh gembira.

Pastor Felix Supranto SS.CC mengucapkan terima kasih kepada semua pihak  yang telah embantu demi kelancaran tahbisan. Tahbisan ini memiliki arti penting karena bersamaan dengan perayaan 100 tahun SS.CC hadir dan berkarya di Indonesia.

Ketua MUI Prov.  Banten H. Romly mengatakan cinta kasih merupakan tugas bersama umat beriman maka tugas romo seperti Rm Felix  bukan hanya milik umat Katoli saja tapi milik seluruh umat yang mana tuga menyampaikan kebaikan dan cinta kasih. Tugas seorang romo  membangun kebersamaan dan kesejahteraan Bersama namun secara sosiologis adalah bersama umat melakukan semua kebaikan.

Firminus H Botan, SS.CC mewakili dua rekan imam lainnya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah menyukseskan tahbisan. Dikatakan, menjadi imam itu sulit tapi sangat sulit ketika sudah menjadi imam, makai a meminta dukungan doa seluruh umat dalam perjalan panggilan.\


                                        

Pastor Pankrasius Ola Kraeng SS.CC selaku Provinsial SS.CC Indonesia membacakan perutusan tiga imam Rm Yosafat diutus berkarya  di Mentawai, Rm. Firmin H. Botan SS.CC diutus ke Palangkaraya (Kalimantan) dan Rm Stefanus Agung Nugraha SS.CC menjalani perutuan menjadi misonaris di Filipina. Selamat bertugas Diakon tertahbis. ***

                                                                                                             Konradus R. Mangu.

 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar