Tema renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-18 ini ialah: Roti Hidup Dari Surga. Kitab suci banyak kali menggambarkan bagaimana Tuhan Allah bersabda dan membuka rahasia kerajaan-Nya melalui makanan. Perjamuan makan selalu menjadi proyeksi sesungguhnya apa yang terjadi di surga. Tuhan tidak hanya berbicara atau mengajar tentang makanan, tetapi Ia menyediakan makanan bagi kita. Tuhan Yesus sendiri menjadi makanan bagi kita.
Mengapa Tuhan bersabda tentang makanan, dalam hal ini roti, dan secara istimewa ia menjadikan diri-Nya makanan bagi manusia? Karena iman kita berdiri di atas realita kehidupan, suatu prinsip tentang kebangkitan. Iman kita berdiri kokoh dan tetap bertahan setelah kematian dan dosa dimusnahkan oleh kuasa Yesus Kristus Raja Agung kita. Orang mati tidak memerlukan makanan. Tetapi orang-orang hidup harus makan maka kehidupan itu berlanjut untuk dapat melakukan kehendak Allah di dalam dunia ini.
Kebutuhan akan makanan bagi manusia tidak boleh disepelehkan atau digantikan oleh sesuatu yang lain. Dengan kepentingannya itu, kita diajarkan untuk memohon dan mengharapkan penyelenggaraan Tuhan supaya makanan kita di dunia ini dicukupi. Doa Bapa Kami yang merupakan doa Yesus sendiri pada bagian keduanya mengungkapkan “Berilah kami roti pada hari ini”. Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk meminta makanan jasmani untuk kelangsungan hidup kita tiap-tiap hari.
Meskipun demikian, Ia sungguh mengingatkan kita bahwa hidup di dunia ini tidak hanya bergantung pada makanan jasmani. Kita memang harus bekerja tiap hari untuk mendapat uang dan membelanjakan makanan dan minuman. Namun sejalan dengan itu, Tuhan menegaskan bahwa tidak pas kalau kita berusaha dan bekerja untuk makanan yang membuat kita kenyang, kita tidak boleh bergantung saja pada makanan yang dapat binasa, melainkan makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal. Apa itu makanan yang bertahan sampai hidup yang kekal?
Yesus memberi jawabannya, yaitu diri-Nya sendiri sebagai makanan bagi kehidupan kekal. Simbol atau ungkapan utama yang Ia sendiri katakan ialah Roti Hidup yang turun dari surga. Ia sendiri adalah Roti Hidup. Sebagai Roti Hidup, wujud makanan yang disediakan oleh Yesus ialah sepenuhnya makanan rohani. Kehadiran, penghiburan, perhatian, cinta, pengampunan, kehangatan, dan kebersamaan merupakan contoh-contoh hidangan rohani dari Tuhan yang dapat kita santap di dalam hidup nyata kita. Ini bukan saja tersedia pada kesempatan-kesempatan rohani saja seperti saat doa dan perayaan Sakramen, tetapi juga dalam berbagai peristiwa kehidupan di dalam dunia ini.
Roti Hidup dari Surga mengingatkan kita bahwa aspek rohani dalam hidup kita amat penting, sebagaimana pentingnya aspek jasmani, sosial, dan budaya di dalam hidup kita. (Peter Tukan, SDB)
0 Komentar