Santo Tarsisius adalah seorang
martir muda yang hidup pada abad ke-3 di Roma. Ia dikenal sebagai pelindung
bagi para putra altar dan pelayan altar. Kisah hidupnya yang singkat namun
penuh keberanian telah menginspirasi banyak orang untuk memiliki iman yang kuat
dan setia kepada Tuhan.
Menurut legenda, Tarsisius adalah seorang remaja
Kristen yang sangat taat. Pada masa itu, umat Katolik di Roma mengalami
penganiayaan hebat dari pemerintah Romawi. Suatu hari, ketika para penganut Katolik
tidak dapat berkumpul secara bebas, Tarsisius diberi tugas penting untuk
membawa Sakramen Maha Kudus kepada umat yang dipenjara dan yang sakit. Ia
menerima tugas ini dengan penuh tanggung jawab dan keberanian, meskipun ia tahu
bahwa risiko yang dihadapinya sangat besar.
Dalam perjalanannya, Tarsisius bertemu dengan
sekelompok anak-anak pagan yang ingin tahu apa yang ia bawa. Ketika mereka
mencoba memaksa Tarsisius untuk mengungkapkan isinya, ia menolak dengan tegas.
Akibatnya, mereka menyerangnya dengan kejam hingga ia meninggal dunia. Namun,
Tarsisius tetap menjaga Sakramen Maha Kudus dengan setia sampai nafas
terakhirnya. Keberanian dan pengorbanannya ini diakui oleh Gereja Katolik, dan
ia dihormati sebagai santo dan martir yang memberikan teladan iman dan
keberanian bagi generasi-generasi, terutama para putera altar.
Semangat melayani dari Tarsisius memberi inspirasi
bagi kita dalam hidup menggereja. Ia berani mengobarkan dirinya demi Kristus
yang hadir dalam Sakramen Maha Kudus. Melayani Tuhan berarti berada pada jalur resiko,
yakni bersedia untuk mendapatkan pertentangan dari mereka yang belum mengenal
Yesus. Tarsisius, darahmu menjadi benih pertumbuhan iman bagi umat kristiani
untuk melayani.***(Valery Kopong)
0 Komentar