Unordered List

6/recent/ticker-posts

Ketika Iman Kita Tetap Hidup

                                             

                                        Peter Tukan SDB

 Tema renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-24 ini ialah: Ketika Iman Kita Tetap Hidup. Di dalam kitab suci kita selalu menemukan firman yang berkata bahwa Tuhan yang kita percaya dan sebagai tujuan terakhir kita semua ialah Tuhan yang hidup. Atas dasar iman ini, kita akan selalu paham bahwa iman kita bertumbuh ke arah yang lebih mantap dan mencapai apa yang diinginkan oleh Tuhan. Ketika kita menyadari bahwa iman kita tetap hidup, sebenarnya kita mengakui bahwa Tuhan ada bersama kita.

 Ada sebuah rumah yang tampak lengkap dengan bangunan dan semua perabotnya. Namun ketika didekati dan diamati, teryata tidak ada penghuni di situ. Semua sudutnya gelap karena tidak ada listrik. Jaringan internet juga tidak ada. Air juga tidak tampak sehingga semuanya kering dan kotor. Ini adalah sebuah rumah mati. Iman yang mati tampaknya seperti ini. Bisa saja ada gereja, tempat suci dan peralatan untuk berdoa. Ada juga orang-orang beriman dan semua unsur keagamaan yang melekat pada diri mereka. Namun jika tidak ada suatu praktik dan tradisi hidup yang terpelihara secara baik dan teratur, iman itu dianggap mati.

 Ketiga bacaan suci pada hari ini mengajarkan kita tiga elemen yang menjamin supaya iman kita tetap hidup. Pertama ialah yang diwartakan oleh Injil Markus, yaitu suatu pengakuan iman yang benar. Santo Petrus memberikan kita contoh bahwa pengakuan iman yang benar ialah kepada Yesus Kristus sebagai Putera Allah yang datang ke dunia bagi kita. Paus Fransiskus menegaskan bahwa kecenderungan dunia saat ini kepada berhala-berhala merupakan tantangan besar sekali kepada pengakuan iman kita yang tulus dan benar. Orang yang hanya mendewakan dunia ini adalah penyembah berhala.

 Kedua ialah seseorang yang memiliki iman yang hidup sangat perlu melengkapinya dengan perbuatan nyata. Santo Yakobus di dalam bacaan kedua mengajarkan bahwa iman yang dijalankan tanpa dengan perbuatan adalah mati. Misalnya, Anda menetapkan di dalam dirimu bahwa Anda percaya sungguh kepada Tuhan. Tetapi Anda sendiri tidak berdoa kepadanya, tidak berpuasa, dan tidak juga beramal-kasih. Maka apa yang Anda imani itu kosong, hampa, dan mati dengan sendirinya.

 Ketiga, iman yang hidup terlihat sangat jelas ketika diuji melalui kesulitan, penderitaan, dan bahkan ancaman kematian. Nabi Yesaya mengajarkan kita tentang kemampuan iman yang teguh, meskipun orang beriman itu berada di tengah penderitaan dan kesulitan hidup. Ia sungguh percaya bahwa Tuhan sebagai satu-satunya kekuatan yang kepada-Nya ia bergantung. Jadi pada hari minggu ini, tiga pesan penting untuk memelihara iman kita supaya tetap hidup, yaitu pengakuan iman yang benar, perbuatan nyata, dan bertahan di dalam penderitaan hidup.***

Posting Komentar

0 Komentar