Tema renungan kita pada hari ini ialah: Terang Yang Membebaskan. Paus Fransiskus baru saja mengunjungi negeri kita, Indonesia . Salah satu pernyataannya saat mengunjungi kita yang sampai detik ini tetap ramai diulang dan dibagikan ialah: “Jangan lelah berbuat baik.” Pernyataan ini merupakan sebuah terang di tengah kebiasaan dan kecendrungan manusia dunia ini yang menyerah berbuat baik karena tidak melihat hasilnya yang dapat memuaskan. Tidak jarang suatu perbuatan baik itu ditolak dan dimusuhi, tapi kita dikuatkan untuk tetap berbuat baik. Maka terang ini sangat benderang bahkan menyilaukan kegelapan dunia ini.
Yesus juga memakai terang sebagai
salah satu kata kunci untuk menjelaskan isi kerajaan Allah. Masyarakat kuno
memaknai terang sebagai sesuatu yang vital bagi kehidupan, sama dengan zaman
kita ini, yang membuat kita melihat, memungkinkan kita bekerja meski dalam
gelap, dan untuk menghindari kita terantuk. Orang-orang Yahudi memaknai
“terang” sebagai ungkapan keindahan, kebenaran, dan kebaikan Allah. Kata pemazmur:
Di dalam terang-Nya kita melihat terang (36,9) dan Firman-Nya adalah terang
yang membimbing langkah-langkah kita (119, 105).
Tuhan menyatakan diri-Nya sebagai
terang untuk menegaskan kodrat dan keberadaan-Nya sendiri. Terang dalam kisah
penciptaan membedakan diri dari gelap. Permulaan Injil Yohanes menyatakan bahwa
Allah yang adalah terang datang ke dalam dunia untuk membebaskan dunia dari
kegelapan dosa. Terang sebagai lawan utama kegelapan dan kebutaan, sehingga
siapa pun yang menerima terang itu dapat berjalan di dalam kebenaran dan
kebaikan. Firman Tuhan adalah terang yang kita miliki dan yang mengiringi hidup
kita tiap saat.
Terang ini tidak berhenti dengan
menghalau kegelapan dosa, namun selanjutnya menjadi sebuah spiritualitas untuk
suatu kehidupan yang ada suka cita, kedamaian, optimisme dan solidaritas. Yesus
menampilkan potret lampu yang bernyala untuk menggambarkan bagaimana para
pengikut-Nya mesti hidup di dalam terang kebenaran dan cinta kasih-Nya. Terang
Kristus itu menerangi hati kita dan membuat kita mampu melihat kenyataan
kerajaan Allah seperti apa.
Yesus berkata, tak ada satu pun
yang tetap tersembunyi dan dalam rahasia. Kita boleh saja menyembunyikan apa
pun dari orang lain, diri kita sendiri, dan dari Tuhan. Sepandainya kita mampu
merahasiakan sesuatu, tapi Tuhan sudah mengetahuinya. Karena Ia maha tahu dan
mengontrol hidup setiap orang. Jadi untuk melindungi diri kita atau membuat
diri kita aman dan bebas, kita mesti berserah sepenuh-penuhnya kepada Tuhan.
Tak usah memakai kemampuan apa pun untuk menghindar dan bersembunyi dari Tuhan.
Hanya dengan terbuka dan berserah kepada-Nya kita menjadi orang bebas dan hidup
selalu di dalam rahmat-Nya. ** Pastor Peter Tukan SDB
0 Komentar