Ketika mengikuti misa di Paroki Kutabumi pada
pembukaan bulan Rosario, Selasa, 1 Oktober 2024, Romo Diaz pada awal khotbahnya
melontarkan pertanyaan penting untuk dijawab oleh umat terkait alasan penetapan
bulan Rosario. Salah satu umat bersedia
maju dan memberikan penjelasan latar belakang tentang pertempuran Lepanto.
Pertempuran ini memberikan gempuran yang sangat drastis yang dilakukan oleh
pasukan Turki terhadap pasukan Kristen. Dari sisi jumlah tentara dari pasukan Kristen
sangat minim, sedangkan pasukan tentara Turki begitu banyak. Melihat kondisi
pasukan yang tidak seimbang ini maka secara manusiawi, kekalahan pasti dialami
oleh pasukan tentang Kristen. Namun kepala pasukan Kristen yang berasal dari
Austria, Don Juan, melihat situasi ini dan mencoba membangun kekuatan lain,
yakni dengan doa.
Apa hubungan antara doa dan pertempuran?
Pertanyaan sederhana ini muncul ketika dominasi pemikiran manusiawi seseorang
tak sanggup melihat kekuatan luar biasa dari doa itu sendiri. Doa tidak hanya
dimengerti sebagai ungkapan batin semata untuk membangun relasi dengan Tuhan.
Namun dalam kondisi yang sangat tragis, doa membawa perubahan bagi orang yang
sebelumnya kehilangan harapan, bisa terbangun kembali harapannya. Dalam sosok
Bunda Maria, kita banyak menemukan titik terang keberpihakan dan mengantarkan
doa-doa kita pada Yesus. Masihkan kita ingat akan mukjizat pertama di Kana?
Dalam mukjizat pertama di Kana, Maria berperan
penting dalam karya pewartaan Yesus dan sekaligus memperkenalkan Yesus ke
hadapan publik. Bunda Maria tahu persis akan kekurangan anggur yang dialami
oleh tuan pesta. Beberapa penafsir kitab suci mengatakan bahwa Bunda Maria
datang ke tempat pesta tidak sebagai undangan saja tetapi Ia juga sebagai
bagian dari keluarga tuan pesta. Dengan menjadi
bagian penting dari pesta di Kana, maka Ia bergerak cepat mencari persediaan
yang kurang dan menanganinya.
Peristiwa penting tentang keterlibatan Bunda
Maria yang membawa perubahan, menjadikan kita semakin dekat padanya. Semoga
doa-doa dan harapan kita bisa didengarkannya, setelahnya Ia menyampaikan pada
Yesus Puteranya.***(Valery Kopong)
0 Komentar