Unordered List

6/recent/ticker-posts

Catatan Bulan Rosario # 3

Untaian rosario yang digunakan saat berdoa rosario, memiliki sejarah panjang. Tata cara menggunakan rosario tidak ada dalam kitab suci. Namun kebiasaan berdoa rosario ini merupakan sebuah tradisi yang oleh Gereja Katolik diadopsi untuk membantu umat dalam berdoa. Kaum biarawan-biarawati memulai tradisi doa rosario dengan mendoakan mazmur. Ada 150 Mazmur yang dibacakan namun bagi mereka yang buta huruf, boleh menggantinya dengan doa 150 Bapa Kami dengan bantuan tali pater noster. Tidak hanya doa Bapa Kami yang didaraskan tetapi juga umat waktu itu mendaraskan 150 doa Salam Maria untuk merenungkan peristiwa sedih, gembira dan mulia. Pada tahun 2022, Paus Yohanes Paulus II menambahkan satu peristiwa lagi, yakni peristiwa terang / cahaya.   Bapa Paus juga menambahkan doa Fatima, seperti pesan Bunda Maria dalam penampakan di Fatima (1917).

Paus Yohanes Paulus II tentu memiliki dasar biblis untuk menambahkan peristiwa terang. Menurut Paus Yohanes Paulus II, misteri  Kristus selama pelayanan di hadapan umum, paling jelas adalah misteri terang. Keinginan Paus Yohanes Paulus II dalam menyempurnakan peristiwa-peristiwa dalam doa rosario agar memperlihatkan  ringkasan injil. Rangkaian doa rosario memiliki empat isi penting, yakni peristiwa gembira, sedih, mulia dan terang. Peristiwa gembira, kita merenungkan bagaimana Bunda Maria menerima kabar gembira dari malaikat Tuhan. Bunda Maria, dengan segala konsekuensinya menerima tawaran Tuhan untuk menjadi ibu Tuhan.

Peristiwa terang berasal dari perkataan Yesus. “Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia (Yohanes 9:5). Paus Yohanes Paulus II berharap agar kehadiran peristiwa terang bisa menjadi pintu masuk setiap orang Katolik untuk memahami kedalaman hati Kristus. Tiga peristiwa lain  dalam doa rosario bisa didalami secara baik apabila peristiwa terang menjadi pintu masuknya. Pada peristiwa pertama dalam peristiwa terang, yakni Yesus dibaptis di sungai Yordan. Pembaptisan merupakan tanda solidaritas Yesus terhadap manusia. Ia mau mengambil bagian dan merasakan dengan kehidupan manusia.

Setelah dibaptis, Ia dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun untuk menjalani puasa.  Di padang gurun, sebuah ruang pergulatan dan Yesus menghalau tiga godaan setan. Yesus tetap setia pada misi perutusan-Nya, yakni mewartakan Kerajaan Allah. Ia tidak tergiur dengan godaan duniawi yang ditawarkan setan. Dalam mewartakan Kerajaan Allah, Yesus tahu bahwa titik kulminasi dari konsekuensi yang diterimanya adalah penyaliban diri-Nya. Ia melewati proses penderitaan, wafat, dikuburkan dan bangkit dari alam maut agar dunia memperoleh terang kebangkitan Kristus. Dosa dan kegelapan dunia sudah ditebus dengan darah-Nya. Cahaya-Nya memancarkan  terang bagi manusia.***(Valery Kopong)



Posting Komentar

0 Komentar