Unordered List

6/recent/ticker-posts

Catatan Bulan Rosario # 4

 


Merenungkan peristiwa gembira, Maria menerima kabar dari malaikat Tuhan, memperlihatkan betapa Allah menyiapkan Maria agar tidak ternoda dosa, sejak ia dikandung. Dalam kitab Yesaya, sudah diramalkan bahwa seorang perempuan muda akan melahirkan Mesias. Ramalan ini mengarah pada diri Bunda Maria yang berani menerima tawaran dari Allah melalui malaikat Gabriel. Pada perjumpaan dengan malaikat Gabriel, Bunda Maria dengan lantang menyatakan, aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataan-Mu. Bunda Maria menegaskan diri sebagai hamba saat menerima tawaran untuk menjadi ibu Tuhan. Sebagai hamba, ia tak berdaya di hadapan Allah dan siap melaksanakan kehendak Allah.

Fiat Voluntas Tua, merupakan ungkapan kehendak bebas Bunda Maria dan dengan tulus menerima tawaran Allah dengan segala konsekuensinya. Kita bisa membayangkan, bagaimana Bunda Maria menolak tawaran Allah saat itu? Jika Ia menolak maka penyelamat tidak hadir di dunia dan keselamatan belum terpenuhi. Bunda Maria begitu tulus membuka diri dan bahkan membuka rahim untuk siap mengandung dan melahirkan penyelamat dunia.

Penyerahan diri secara total pada kehendak Allah merupakan pintu masuk memaknai peristiwa inkarnasi. Allah, setelah kejatuhan manusia pertama, memutuskan hubungan dengan manusia namun oleh inisiatifnya sendiri, Allah mau memulihkan hubungan itu dengan mengutus Sang Putera ke dunia. Dalam keterputusan relasi antara manusia dan Allah pada peristiwa kejatuhan Eden, Allah dirasa jauh, transenden. Namun dalam peristiwa inkarnasi, Allah menjelma menjadi manusia, Ia hadir di antara manusia. Allah begitu dekat dengan manusia melalui Yesus yang lahir di kandang hewan. Kelahiran-Nya mengungkapkan keterpenuhan janji Allah pada manusia lewat Yesaya, nabi yang diutus Allah. Warta suka cita itu terealisasi dalam diri Yesus, Sabda yang sudah menjadi manusia.

Karena tawaran Allah ditanggapi oleh Bunda Maria maka jalan kehadiran Mesias menyata. Berawal dari salam, berbuah kebaikan Allah yang menyata dalam diri Immanuel, Allah beserta kita. Kita belajar dari kerendahan hati seorang Bunda Maria. Ia pasrah pada kehendak Allah. Seluruh hidupnya berada dalam rancangan Allah sendiri.***(Valery Kopong)

 

Posting Komentar

0 Komentar