Witihama, Gagas Indonesia Satu.com
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Flores Timur pada Sabtu (2/11/24) mengadakan lokakarya budaya posifif. Acara ini terlaksana berkat kolaborasi antara PGRI Kabupaten Flores Timur dengan Keluarga Besar SDK Honihama yang berlokasi di Desa Tuwagoetobi, Pulau Adonara.
Hadir sebagai Narasumber Pengurus PGRI Flores Timur, Silvester Sina Wuan. Silvester Sina juga merupakan Pengawas Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (PKO) Kabupaten Flores Timur. Ia didampingi oleh Tedi Teluma, Vin Mudaledo (Pengurus PGRI Flores Timur), Albert Inguliman ( Wakil Ketua PGRI Cabang Witihama) juga Fransiskus Kia Beda, Pengawas Sekolah, yang merupakan mantan Kepala SDK Honihama.
Kehadiran Pengurus PGRI Kabupaten Flores Timur bersama rombongan disambut dengan suguhan tarian daerah oleh anak anak SDK Honihama penuh antusias. Gong yang ditabu berirama oleh Anak anak SDK Honihama, mampu mengiringi tarian yang apik. Setelah menyambut di gerbang sekolah, para guru, siswa dan Komite Sekolah tampak kompak dan berbaris rapih di sisi kiri dan kanan berarak mengantar Pengurus PGRI Kabupaten Flores Timur ke Aula SDK Honihama untuk dimulainnya kegiatan.
Maksimus Masan Kian, Ketua PGRI Kabupaten Flores Timur dalam sambutannya secara online membuka kegiatan mengatakan, SDK Homihama adalah almamaternya. SDK Honihama mendapat kesempatan baik dan luar biasa karena tidak semua sekolah dikunjungi oleh PGRI Kabupaten Flores Timur. Menurut Maksi, Sekolah Ramah Anak adalah bagaimana peran segenap elemen dalam sekolah dan masyarakat secara luas untuk menciptakan iklim belajar di sekolah yang aman, sehat dan menyenangkan.
"Warga SDK Honihama telah melakukan banyak hal yang membuka ruang kreasi kepada Anak anak. Memberi ruang tersalurnya bakat dan potensi bagi anak. Memenuhi kebutuhan mereka. Selanjutnya, untuk benar benar melahirkan atau menciptakan sekolah ramah anak, segenap elemen dalam sekolah dan masyarakat secara luas harus mampu mengkondisikan iklim belajar di sekolah yang aman, sehat dan menyenangkan,"kata Maksi.
Pada kesempatan itu, Maksi Masan juga menyampaikan permohonan maaf tidak bisa sama sama dalam kegiatan karena pada waktu yang bersamaan, ada agenda keluar daerah.
Narasumber utama, Silvester Sina Wuan menyampaikan bahwa pentingnya budaya positif guna menunjang proses pembelajaran yang menyenangkan bagi anak. Materi dimulai dengan gambaran umum mengenai sekolah ramah anak dan dilanjutkan dengan Budaya positif.
Setelah pemaparan materi, peserta kegiatan melakukan simulasi penerapan Segitiga Restitusi secara berpasangan. Terlihat guru guru bersemangat untuk belajar dan menerapkan budaya positif usai menerima materi.
Vin Mudaledo, Pengurus PGRI Flores Timur pada kesempatan menutup kegiatan, memberikan motivasi dan menitipkan harapan, agar guru mulai melakukan dari hal hal sederhana dan keluar dari Zona nyamannya sehingga bisa membawa suatu perubahan yang lebih baik. "Saya menitipkan harapan, terkait materi hari ini, agar guru mulai melakukan hal hal sederhana dan keluar dari Zona nyamannya sehingga bisa membawa suatu perubahan yang lebih baik,"kata Vin. *** (Maksimus Masan / Sk Bahy)
Ket. 1. staf guru SDK Honihama, peserta sedang aktif mendengarkan, nara sumber Silv Sina Wuan dan peserta.
0 Komentar