“Belajar menulis tidak hanya
untuk kepentingan publikasi di media saja tetapi membantu kita untuk
menyelesaikan tugas-tugas akademik, baik di sekolah menengah maupun di
perguruan tinggi,” demikian ajakan Bapak
Valery Kopong di hadapan tiga puluhan siswa-siswi yang mengikuti pelatihan
jurnalistik di SMA Tarsisius Vireta. Pelatihan jurnalistik ini merupakan sebuah
kegiatan penting untuk membekali siswa-siswi terkait dengan literasi. Literasi
tidak hanya menyangkut bagaimana membaca dan mencerna sebuah buku, namun juga
berusaha menuangkan gagasan atau ide melalui tulisan-tulisan yang bermutu.
Kegiatan
jurnalistik dilaksanakan pada Senin, 18 November 2024, bertempat di SMP
Tarsisius Vireta. Pada pembukaan jurnalistik, Bapak Yanuarius, selaku pimpinan
SMA Tarsisius Vireta berpesan bahwa dalam menulis, setiap orang harus dibekali
dengan ketentuan-ketentuan jurnalistik. Proses penulisan berita misalnya, harus
mengikuti ketentuan 5 W + 1 H. Dengan berpedoman pada ketentuan ini maka sebuah
berita yang diberitakan akan menjadi jelas terbaca oleh para pembaca.
Pelatihan
jurnalistik ini menghadirkan dua orang narasumber, yakni Bapak Thomas Edi yang
membidangi podcast dan Bapak Valery Kopong memberikan pelatihan terkait
dasar-dasar jurnalistik, penulisan feature dan opini. Sebelum kegiatan podcast
dimulai, para peserta dibekali dengan teknik penulisan, baik berita, feature
maupun opini. Dalam proses penulisan berita, setiap jurnalis harus berpihak
fakta peristiwa dan kebenaran. Karena itu dalam meliput sebuah berita,
sebaiknya seorang jurnalistik harus turun ke lapangan agar pemberitaannya lebih
seimbang.
Sementara
itu dalam menulis feature, setiap penulis dituntut kreatif dalam mengekplorasi
sebuah peristiwa. Tulisan-tulisan berupa feature sangat menarik karena, selain
berbasis pada human interest, juga menggunakan diksi yang penuh dengan sastrawi
yang menjadi daya pikat. Sebuah tulisan yang baik harus ditata pola bahasa dan
pemilihan diksi yang tepat. Dengan menulis, berarti “memberi nyawa” pada sebuah
peristiwa yang telah mati. Seluruh kegiatan ini bisa berjalan dengan baik
berkat dukungan Ibu Sandra Rini dan Ibu Wuryanti.***(Val)
0 Komentar