Rm. Yosef P Diaz, Pr
Tangerang, Gagas Indonesia Satu.com
GEREJA Katolik tidak mencari banyaknya umat secara
kwantitas karena populasi umat Katolik
seluruh dunia lebih banyak dari pada yang lain. Maka dalam konteks ini gereja
Katolik Indonesia walaupun menjadi
minoritas yang paling utama adalah kualitas bukan secara kwantitas.
‘’Jangan
jadi Katolik hanya tertulis di Kartu Tanda Penduduk (KTP), jangan jadi Katolik hanya pada hari raya Natal dan Paskah
(Napas) atau menjadi Katolik jangan seperti
kapal selam yang yang hanya muncul sekali kemudian menhilang,’’ demikian
dikatakan Pastor Yosef Purboyo Diaz, Pr dalam kotbah Ekaristi Kudus
penerimaan 62 umat non Katolik yang
bergabung menjadi umat gereja Katolik paroki Kutabumi, Gereja St, Gregorius yang
beralamat di Jl. Puri IV B Gelam Jaya Tangerang, Minggu (22 Desember 2024).
Isi
kotbah Romo Diaz selaku Kepala Paroki
Kutabumi ini dinilai umat cukup menggelitik, melihat fenomena umat yang
bergabung ada yang sungguh-sungguh menjadi Katolik dan melaksanakan ajaran tapi
ada yang hanya menjadi syarat saja untuk membangun suatu keluarga dan dengan
motivasi lainnya. Sebagian umat yang hadir menilai isi kotbah romo cukup
“keras’ dan memang harus demikian sehingga jangan sampai menjadi Katolik hanya
formal saja.
Kepala
Paroki Kutabumi ini memimipin misa diikuti
62 orang umat yang sebelumnya berasal dari non Katolik. Misa di gereja paroki Kutabumi
ini juga dihadiri para pendamping dan saksi bagi mereka yang mengikuti
pemberkatan pernikahan secara Katolik. Dari 62 umat itu, mulai dari
pembaptisan, penguatan dan pemberkatan pernikahan secara Katolik.
Di
hadapan umat yang hadir berjumlah 300-an lebih itu Romo Diaz kembali menegaskan
setelah sekitar 10 bulan mendapatkan pengajaran mengenai Katolik diharapkan umat
yang telah memilih bergabung di paroki ini bisa aktif di lingkungan, wilayah
dan paroki sehingga iman terus bertumbuh. Pengetahuan mengenai 10 perintah
Allah, 5 perintah gereja menjadi pengetahuan yang perlu dilaksanakan dalam
kehidupan menggereja."Jadilah orang Katolik yang seteguh batu karang'' tambahnya.
Leonardo Dwijoyo, seorang karyawan Universitas
Bina Nusantara yang berasal dari
Konghucu menilai isi kotab Romo Diaz sungguh menjadi pesan sangat baik untuk
dilaksanakan. Anak kedua dari empat bersaudara, kelahiran Bangka ini menilai
sebelumnya ia menjadi penganut Konghucu, namun dalam perjalanan ia mengaku
imannya tidak bertumbuh, ketika ia masuk dan mempelajari tentang Katolik ia
merasa ia akan bertumbuh imannya, dengan sungguh-sungguh saat mengikuti
berbagai kegiatan lingkungan dan wilayah serta paroki.
Leonardo Dwijoyo
Banyak
yang mengharapkan Katolik tidak
membututhkan kwantitas namun yang paling utama walaupun sedikit namun umatnya
berkualitas. Kita berharap kehidupan menggereja semakin semangat dan ambil
bagian dalam setiap pelayanan. *** Konrad R. Mangu
0 Komentar