(Simon Kopong Seran)
Catatan atas perayaan Pesta Pancawindu SMAN 1 Nubatukan pada
November 2024)
Bumiputra merupakan salah satu Asuransi Jiwa Bersama (AJB) yang cukup bonavide dalam menjalankan misi asuransi, sehingga membuka kantor sampai ke pelosok-pelosok termasuk hadir di Lewoleba pulau Lembata. Menurut catatan sejarah yang dikutip dari Wikipedia, AJB Bumiputera 1912, awalnya bernama Onderlinge Lavenzekering Maatschappij Persatoean Goeroe-Goeroe Hindia Belanda (OL. Mij. PGHB), didirikan di Magelang pada 12 Februari 1912 dalam Kongres Persatoean Goeroe-Goeroe Hindia Belanda (PGHB). Pendirian AJB Bumiputera berdiri diprakarsai oleh tiga orang guru yaitu Mas Ngabehi Dwidjosewojo, Mas Karto Hadi Karto Soebroto dan Mas Adimidjojo.
Menurut
keterangan yang disampaikan Ibu Isabela Uran, pada tahun 1981, Ibu Isa mulai
bergabung dan menjadi Agen Debitor/Agen Pengutip Premi pada Kantor Unit AJB
Bumiputra Lewoleba. Dalam perkembangannya,
tahun 1988, dipimpin oleh Agustinus Baro Wuran yang kemudian menjadi
suami dari Ibu Isabela Uran. Secara struktural, AJB Bumiputra Lewoleba
merupakan Kantor Unit di bawah naungan
Rayon berkedudukan di Larantuka, ibukota Kabupaten Flores Timur. Sebagai asuransi jiwa, Bumiputra pun
bergerilya mencari nasabah dengan menyasar Pegawai Negeri Sipil, Guru-Guru,
pengusaha juga para petani sukses sampai ke pelosok-pelosok desa seantero Lembata, sehingga namanya cukup
familiar. Kehadiran AJB Bumiputra di
Lembata, mendapat respon yang sangat positip, sehingga pada jaman itu (tahun
1980an) mampu menggaet nasabah kurang lebih 10.000 pemegang polis.
Tanggal 12 Februari, Bumiputra memperingati hari ulang tahun. Kantor Unit Lewoleba pun memperkarsai beberapa kegiatan. Pada masa sekolah SMAN Lewoleba (1987-1990), AJB Bumiputra Unit Lewoleba di bawah kepemimpinan Agustinus Baro Wuran, menghelat kegiatan lomba cerdas cermat antar siswa SLTA dan SLTP se-kota Lewoleba. Waktu itu sekolah setingkat SLTA untuk pulau Lembata hanya di Lewoleba yaitu SMA PGRI, SMA Kawula Karya, SMEA Kawula Karya, SPG Kawula Karya dan SMAN Lewoleba. SPG Kawula Karya kemudian berganti menjadi SPP Kawula Karya (Sekolah Pertanian dan Peternakan)/Senakma (Sekolah Pertanian dan Peternakan Menengah) karena SPG ditutup.
Selain lomba cerdas cermat, diselenggarakan pertandingan
bola voli antar klub dan SMAN Lewoleba pun selalu berpartisipasi. Menurut
pengakuan Isabela, penyelenggaraan lomba cerdas cermat, awalnya digagas
oleh Agus Baro Wuran bersama Emil Diaz semenjak Agus Baro diangkat menjadi
Kepala Kantor Unit Lewoleba pada tahun 1988. “Bumiputra didirikan oleh tiga orang
Guru dan Kepala Kantor Unit Lewoleba dinakhodai oleh Agus Baro Wuran yang
berlatar belakang pendidikan Guru, maka salah satu kegiatan Bumiputra pun
berkaitan dengan pendidikan”, terang Isabela mengenang.
Dengan demikian, tahun 1988, merupakan lomba cerdas cermat perdana yang dihelat di Lembata. SMAN Lewoleba pun mengirimkan satu kelompok dengan juru bicaranya Petrus Seran Goran dan anggotanya Apolonaris Vinsen dan Merlyn Korohama. Lomba cerdas cermat antar sekolah SLTA dilaksanakan pada sore sampai malam hari di aula serba guna Lewoleba, Kelurahan 7 Maret. Lomba tahun itu, SMAN Lewoleba berhasil finis sebagai runner up alias juara II.
Pada tahun
berikutnya (1989), SMAN Lewoleba mengirimkan dua kelompok yang salah satu juru
bicaranya adalah Ruben Bahi dengan aggotanya, Agustinus Ola Paon dan Yohanes Purab. Kali ini, SMAN Lewoleba berhasil merengkuh
prestasi yang cukup membanggakan, sukses
menjadi champione. Lomba
cerdas cermat tahun itu, cukup prestisius, karena hadiahnya sangat
menarik. Sang juara diberikan award
berupa buku tabungan BRI dengan nilai
nominal awal sebesar Rp20.000. Yah…nominal yang teramat kecil, namun paling
tidak bisa membiayai uang SPP
dengan nominal Rp1.000/bulan, setelah itu naik menjadi Rp1.400. Apakah setelah itu diselengggarakan kegiatan
yang sama? Yah….. saya sudah mengakhiri masa pendidikan di SMAN Lewoleba dan
harus kembali dan menjadi ‘belebun’ selama satu tahun di kampung halaman sebelum melarat ke Kupang
untuk berjuang merendah masa depan melalui jalur kampus.
Setelah sekian
lama mengucapkan sayonara buat almamater-mama asuh-yang melahirbesarkan dalam
nuansa ‘scolae’, maka pada tahun 2024 dalam momentum peringatan 40 tahun
lahirnya lembaga pendidikan ini (pesta Pancawindu), memantik naluri untuk
sekedar bernostlagia dan berkilas balik
akan masa-masa indah SMA doeloe dengan sebuah karya artikel yang teramat sederhana ini.
Karya ini, mungkin diangggap remeh temeh, suatu hal yang bukan luar biasa,
namun paling tidak memberikan suatu ‘memoar’ bagi generasi doeloe dan masa depan, bagaimana peran kecil
AJB Bumiputra Lewoleba dalam membina
iklim akademik di tanah Lepan Batam.
Ternyata, belakangan baru paham, bahwa peran itu merupakan penjabaran kebijakan pemerintah bagi perusahaan-perusahaan untuk mengemban tanggung jawab sosial (corporate social responsibilty/CSR). Perusahaan-perusahaan di Indonesia, menyisihkan beberapa prosen keuntungan hasil usahanya untuk disumbangkan bagi pembangunan nasional dalam segala aspek, termasuk dunia pendidikan. Saya mencoba berselancar di dunia maya, tidak banyak artikel yang menceritrakan peran AJB Bumiputra terkait CSR.
Suatu keterangan
pendek, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) adalah salah satu mitra
jangka panjang di sektor pendidikan yang menerima bantuan dari program CSR AJB
Bumuputra 1912. Tujuan kemitraan adalah mengembangkan tiga program tahunan
yaitu Lomba Kreatifitas Ilmiah Guru (LKGI), Pemilihan Peneliti Remaja Indonesia
(PPRI) dan Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) untuk siswa sekolah tingkat menengah (https://www.bumiputera.com/listnews/news/news_media/corporate_social_responsibility
/0/6/13) “Namun, kami dulu, khususnya jajaran Bumiputra Lewoleba tidak mengenal
yang namanya tanggung jawab sosial perusahaan seperti yang dimaksudkan itu.
Penyelenggaraan itu pun merupakan ide murni dengan menggunakan kemampuan dana
yang ada”, terang Isabela.
Lomba cerdas cermat, diikuti oleh sekolah dengan jumlah
terbatas, namun suasana kompetisinya sangat terasa. Setiap sore saat perhelatan
acara, suasana gedung aula cukup ramai. Siswa-siswi berdatangan, mulai dari
Lamahora sampai Waikomo. Tidak ada moda transportasi umum, maka dengan modal
nekad jalan kaki atau bersepeda, itu pun pemiliknya bisa dihitung dengan jari.
Apalagi sepeda motor, barang langkah dan mewah bagi siswa. Yah…selain
memberikan suport bagi sekolahnya yang
berlomba, mungkin ada terselip motivasi
lain, sekedar berjumpah dengan si Dia? Apatah ada kenangan khusus tercipta di
momen ini?
Dibandingkan dengan iklim akademik dewasa ini, boleh
dikatakan sangat kompetitif. Aneka lomba dalam berbagai bidang, diselenggarakan
untuk memantik motivasi siswa untuk meningkatkan dan mengasah kemampuan
akademik demi meraih prestasi yang
tinggi. Sangat kontras dengan jaman dulu. Para peserta yang mengikuti lomba,
tidak diberikan pembimbingan yang intensif dan latihan-latihan di sekolah.
Para peserta lomba ditentukan oleh
Guru dan terjun bebas berkompetisi di
arena lomba.
Dengan segala keterbatasan, ada ide cemerlang dan kreatifitas dari awak Bumiputra untuk menyelengarakan lomba cerdas cermat. Untuk itu, patut memberikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada AJB Bumiputra Lewoleba dan seluruh awaknya yang telah memberikan kontribusi bagi pembinaan iklim akademik dan memberikan warna bagi kemajuan pendidikan khususnya di pulau Lembata.
Selain meningkatkan kecerdasan akademik, namun secara tidak langsung membangkitkan motivasi belajar, membangun rasa kepercayaan diri, melatih kerjasama kelompok dan manfaat serta dampak positip lainnya. “Penyelenggaraan lomba cerdas cermat dalam rangka HUT AJB Bumiputra yang dilaksanakan di Lewoleba hanya berlangsung pada tahun 1988-1992 saja”, tutur Ibu Isabela. “Mungkin saat itu, Bapak Agus Baro Wuran dimutasikan ke Denpasar, sehingga tidak diselenggarakan lagi”, kata Isabela memberikan alasan.
Rencana saat itu, para juara diberikan hadiah hiburan dan
trophy piala bergilir dan akan menjadi piala tetap apabila mampu menjuarai tiga
kali berturut-turut (istilah keren
sekarang, hatrick), namun tidak ada
sekolah yang menjadi juara dengan kriteria tersebut, maka piala bergilirnya
masih dipegang oleh tim sekolah yang juara pada tahun terakhir tersebut. Dalam
acara penutupan lomba, mengundang Kepala Rayon dari Larantuka sekaligus
memberikan kata sambutan. Beliau merasa bangga atas ide cemerlang penyelenggaraan
lomba cerdas cermat antar sekolah. “Kegiatan positip ini perlu dilanjutkan”
tutur Isabela mengutip sambutan Kepala Rayon. “Paling tidak, dapat memberikan
motivasi belajar untuk meningkatkan prestasi akademik para siswa” tutur
Isabela.
“Sayang, Bumiputra
sekarang kurang aktif lagi menjalani usahanya. Kami sebagai pegiat asuransi
merasa tidak bersemangat”, ungkapnya merendah. Dengan kondisi ini, Ibu Isabela
yang bergabung dengan Bumiputra sejak tahun 1981, pada tahun 2014, sudah berhenti dalam segala aktifitas
asuransi. “Mudahan, Bumiputra bisa bangkit kembali”, pungkasnya dalam nada harapan.***
0 Komentar