DALAM suatu kesempatan diskusi terbatas, Yohanes Kao Mukin mengatakan informasi tentang beasiswa mahasiswa/i lulusan SMA sederajat dari Flores Timur sangat sedikit pada hal menurutnya di sejumlah kampus di Jakarta dari kabupaten lain justru lebih banyak. Kalau pun ada bisa dihitung dengan jari. Kondisi ini bisa terjadi karena masyarakat kita kurang mendapatkan informasi melalui media apapun tentang peluang mendapatkan beasiswa.
Pernyataan
pegawai swasta sebuah perusahaan otomotif ini memang kenyataan. Mahasiswa asal Flotim
di Jakarta penerima beasiswa sangat sedikit. Namun ketika saya menelusuri fakta
bukan soal mereka tidak mempunyai prestasi akademik yang membanggakan tapi
lebih kepada akses untuk mendapatkan informasi itu. Saat bertemu sejumlah
mahasiswa dari Flotim terungkap memang ada faktor penyebab itu.
Ketika
penulis bertemu dengan sejumlah mahasiswa yang belajar di Jakarta, mereka
mengatakan sesungguhnya mendapatkan beasiswa sangat gampang. Artinya peluang
itu selalu ada, tergantung dari mahasiswa itu sendiri, apakah dia berjuang
untuk mendapatkannya atau tidak?
Saat mendaftar di Universitas Katolik (Unika) Atmajaya Jakarta, Maria Aztyn Osi Lera mendaftar dia ingin mendapatkan beasiswa. Awalnya memang mempunyai kesulitan karena ada ketentuan yang tidak terpenuhi. Ketentuan dari lembaga pemberi beasiswa mengharuskan adanya sertifikat dari satuan pendidikan sebelumnya , SMA sederajat. Sementara waktu itu ketika belajar di SMAN I Larantuka, Flotim jarang ada kegiatan karena terkendala dengan wabah Covid 19 yang melanda negeri ini.
‘’Akhirnya
saya menyerah. Saya mengikuti kuliah dan membayar seperti biasa dari semester
satu-tiga,’’ cerita Maria Aztyn Osi Lera.
Sebelum
masuk semester tiga Nona—demikian ia disapa mencari dan mendapatkan informasi.
Setelah itu ia mengikuti seleksi, sampai dengan wawancara. Puji Tuhan ia
dinyatakan lulus dan menjadi penerima beasiswa mulai semester 3-4 ia mendapat
beasiswa dari Lote Foundation. “Saya bersyukur kepada Tuhan karena dengan
adanya beasiswa ini karena saya bisa mendapatkan keringanan membayar kuliah,’’
kata lulusan SMP Swasta 1912 Watoone ini.
Mengenai
informasi beasiswa ia mendapatkan dari
Bank Indonesia (BI) yang dimuat di instagram milik universitas. Adanya
informasi itu ia mendaftar mengikuti seleksi kemudian dinyatakan lulus dan mendapat beasiswa dari semester 5 sampai
selesai kuliah. Dari total pembayaran, gadis cantik asli dari Witihama ini mengatakan ia
mendapatkan keringanan setengah dari jumlah total uang kuliah.
Apa
yang perlu diperhatikan dalam memperoleh beasiswa? Aztyn menjelaskan calon
penerima beasiswa harus selalu aktif melihat informasi tentang kuliah jalur
beasiswa. Seandainya sudah diterima maka harus konsisten mempertahankan nilai nilai IPK
3. Ini selain faktor lainnya misalnya sertifikat di jenajng SMA yang perlu
dibawa di satuan pendidikan sebelumnya.
Aztyn
mengatakan kadang kala mahasiswa dari Flores, NTT kurang memiliki informasi
tentang beasiswa. Pada hal kalau di PTS, misalnya di Unika Atmajaya Jakarta
harus rajin melihat informasi melali IG. Dari aplikasi itu bisa mendapatkan
informasi beasiswa.
“Jika
ada kesulitan lain, ada juga calon peserta yang malas mengurus surat atau
dokumen yang diperlukan. Beasiswa itu gampang asal calon penerima beasiswa mempunyai
minat tinggi dan berusaha untuk menggapainya,’’ kata Osi Lera.
Bagi
para orangtua yang memiliki anak akan melanjutkan kuliah di Jakarta boleh
mengingatkan putera-puteri agar bila ada kegiatan, keikutsertaan dalam kegiatan
tertentu harus dilengkapi sertifikat. Semua kegiatan di jenjang SMA sederajat
bisa menjadi syarat penting dalam urusan beasiswa.
Mahasiswi
jurusan Bimbingan Konseling (BK) Universias Katolik Atmajaya Jakarta ini merasa
beruntung bisa mendapat beasiswa semester 3 sampai dengan selesai kuliah di Unika Atmajaya. Walaupun beasiswa tidak penuh ia merasa sangat terbantu. Maklum ibundanya hanya
seorang pengajar di salah satu SD di kampung.
Apakah
ada anak-anak dari NTT berminat mendapat beasiswa. Maka hal yang
diperlukan selalu cepat, cermat mengakses infomasi media ketika sudah diterima
Perguruan Tinggi Swasta atau negeri. Tentu saja melalui aplikasi seperti IG,
face book atau media lainnya. Dengan begitu
informasi itu bisa mengantar Anda menjadi penerima beasiswa.**
Konrad R. Mangu
0 Komentar