Unordered List

6/recent/ticker-posts

BERGEMBIRA DENGAN PENUH SUKACITA

                                                       

                                                                   Renungan 

                                                              F.X Indrapraja OFS

Orang-orang Yahudi sudah diam dalam pembuangan Babel hampir selama 50 tahun ketika Koresy (Cyrus), Raja Persia menaklukkan Babel. Digerakkan  hatinya oleh YHWH, Koresy mengizinkan orang Yahudi untuk kembali ke Yerusalem guna membangun kembali Bait Suci (lihat Ezra 1:2-3). Pada waktu mereka sampai di tanah air mereka, orang-orang Yahudi ini menemukan sebuah kota (Yerusalem) yang sudah hancur total. Bait Suci dan semua rumah penting lainnya sudah dibakar habis, juga taman-taman yang sudah tak terpelihara. Segalanya yang berharga telah diboyong ke Babel (lihat 2Raj 25:1-21). Ketegangan dan ketidakpuasan dengan keadaan yang dihadapi menyebabkan perpecahan serius dan bahkan kebencian timbul di antara mereka. Nehemia, pemimpin mereka, sempat digoda untuk menyerah kalah terhadap keadaan. Ini semua adalah latar belakang dari nubuatan dalam Yes 65. Allah minta agar Yerusalem untuk bergembira dengan penuh sukacita.


Pada hari ini Gereja mengajak kita semua untuk mendengarkan seruan Allah lewat Yesaya: “Bergiranglah dan bersorak-sorak untuk selama-lamanya atas apa yang Kuciptakan, sebab sesungguhnya, Aku menciptakan Yerusalem penuh sorak-sorak dan penduduknya penuh kegirangan. Aku akan bersorak-sorak karena Yerusalem, dan bergirang karena umat-Ku” (Yes 65:18-19). Ya, Allah menjanjikan bahwa kita akan memiliki kegembiraan selamanya, menjadi orang-orang yang penuh dengan sukacita sebagai umat-Nya dan demi Dia!


Sukacita adalah buah Roh Kudus (Gal 5:22). Disebut buah, jadi sukacita adalah hasil dari suatu proses pertumbuhan ……  artinya membutuhkan waktu agar dapat dihasilkan. Saat ini Roh Kudus baru berkarya untuk menghasilkan buah sukacita dalam hidup kita. Roh Kudus memanggil kita agar tidak cinta-diri sehingga kita dapat selalu gembira penuh sukacita. Roh Kudus – Roh Allah – berlawanan dengan keinginan daging (lihat Gal 5:17) dan menyalib daging sehingga kita dalam cinta-diri kita tidak memadamkan sukacita dalam Roh (lihat 1 Tes 5:19). Roh Allah juga memberi kita hak istimewa untuk ikut menderita demi Yesus. Dan, justru dalam penderitaan sengsara ini, kita menemukan sukacita (Kol 1:24; bdk 1 Ptr 4:13).


Roh Kudus baru saja mempersiapkan masa panen raya Paskah dalam kegembiraan penuh sukacita. Apakah diri kita merupakan benih yang jatuh ke tanah dan mati sehingga dapat tumbuh menghasilkan buah sukacita dalam kehidupan kita selanjutnya? (Yoh 12:24). ***


Posting Komentar

0 Komentar