Jakarta, Gagas Indonesia Satu.com
Universitas Katolik Indonesia (UNIKA) Atma Jaya bersama dengan Frans Seda Foundation menggelar Kolokium dan Bedah Buku “Salve Peregrinans Spei” di Auditorium Gedung Yustinus Lantai 15, Kampus Semanggi, UNIKA Atma Jaya pada Selasa, (25/2). Dalam acara yang dihadiri oleh Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC, Uskup Keuskupan Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo, serta dengan Keynote Speech Menteri Agama Prof. K.H. Nassarudin Umar. Acara Kolokium dan Bedah Buku tersebut diadakan untuk memaknai pembelajaran lima bulan kunjungan apostolik Paus Fransiskus yang terjadi pada September 2024 lalu.
Dalam keterangan yang disampaikan oleh Menteri Agama dijelaskan bahwa jangan sampai kita mengajarkan agama, tetapi tanpa sadar menanamkan kebencian. Agama harus menjadi inspirasi, bukan beban. Disebutkan pula ada kurikulum cinta dirancang untuk menanamkan nilai-nilai kasih dan toleransi sejati bukan menyatukan yang berbeda atau memaksa kesamaan, tetapi membangun penghormatan dan cinta di antara perbedaan.
Menurut Imam Besar Masjid Istiqlal, keberhasilan kebijakan Kementerian Agama tidak hanya diukur dari aspek formalitas, tetapi kedekatan ajaran agama dengan umatnya. Beliau juga mengajak seluruh hadirin untuk hening sejenak mendoakan kesembuhan Bapa Suci Paus Fransiskus yang sampai saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Gemeli, Roma, Italia sejak Jumat, 14 Februari lalu.
Berlanjut ke pembicara kedua yaitu Staf Ahli Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Bidang Regulasi, dan Hubungan Antar Lembaga Prof. Dr. H. Biyanto, M.Ag mengapresiasi kepada penyelenggara dan para penulis buku yang telah menjadi jembatan membangun forum persaudaraan dan serta harmoni keberagaman.
“Silaturahmi yang terjalin
melalui kolokium ini diharapkan terus berlanjut, membuka ruang dialog yang
lebih luas, serta memperkokoh kebersamaan dalam keragaman,” katanya. Begitu
pula yang disampaikan oleh Rektor UNIKA Atma Jaya Prof. Dr. dr. Yuda Turana,
SP. S(K) dalam menanamkan nilai-nilai universal, baik cinta kasih, perdamaian,
dan solidaritas yang menjadi dasar kehidupan bersama untuk membangun masa depan
yang lebih harmonis bagi seluruh masyarakat Indonesia. Sedang dari Ketua
Presidium KWI, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC menyebutkan bahwa kunjungan
Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-6 September 2024 lalu menjadi pengingat
tentang pentingnya dialog lintas iman, solidaritas, dan bela rasa.
Dalam
kesempatan istimewa, Menteri Agama, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC, Bapa
Kardinal Ignatius Suharyo beserta perwakilan para penulis membubuhkan
tandatangan bersama sebagai dimulainya kolokium dan bedah buku. Pada acara
kolokium dan bedah buku, dipandu oleh moderator Rm. Aloysius Budi Purnomo
(Sekretaris Komisi Hubungan Antar Agama Kepercayaan KWI), yang menghadirkan
para penulis seperti Musdah Mulia, Irfan Amali, Savic Ali, Dr. phil. Mikhael
Dua, Prof. Dr. Al Makin, Prof. Dr. Alimatul Qibtiyah, Ustad Miftah Fauzi
Rahmat, Laila Nihayati, dan influencer Rian Fahardi. Adapula Ayu Kartika Dewi
dan Dewi Praswida yang memberikan testimoni dalam video confrence. Menjelang
berakhirnya diskusi dan foto bersama, turut hadir Olga Lydia dalam menyampaikan
gagasan refleksi dari bedah buku dan kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia
sebagai wujud toleransi antarumat beragama.
0 Komentar