Unordered List

6/recent/ticker-posts

Paus Fransiskus Angkat Pastor Dr Bernardus Bofitwos Baru, OSA Uskup Baru Keuskupan Timika


                                                


TIMIKA, Gagas Indonesia Satu.com

Pemimpin Umat Katolik Sedunia Paus Fransiskus mengangkat Anggota Komisi Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan (Komisi KPKC) Keuskupan Jayapura Pastor Dr Bernardus Bofitwos Baru, OSA sebagai Uskup baru Keuskupan Timika, tanah Papua. 

Pengumuman pengangkatan Pastor Bernardus Baru sebagai Uskup baru Keuskupan Timika disampaikan Administrator Keuskupan Timika Pastor Marthen Ekowaibi Kuayo, Pr dalam Misa di Gereja Katedral Tiga Raja Timika dan disiarkan melalui live streaming Komsos Keuskupan Jayapura dan Komsos Keuskupan Timika, Rabu (8/3) pukul 20.00 WIT.

Pastor Marthen Kuayo dalam kesempatan tersebut membacakan Surat Nuncio Apostolik Indonesia atau Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr Piero Pioppo Nomor 4945/2025 tertanggal 8 Maret 2025. 

Dalam surat itu, kepada Pastor Administrator Keuskupan Timika, Mgr Pioppo menyampaikan rasa syukur mendalam dan penghargaan yang tulus kepadanya —dan seluruh komponen Keuskupan Timika yang terhormat— atas semangat dan komitmen yang murah hati dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai administrator keuskupan.

“Kini, sukacita saya semakin besar selagi saya mengumumkan bahwa Bapa Suci Paus Fransiskus telah mengangkat Pater Bernadus Bofitwos Baru, OSA sebagai Uskup Timika yang baru,” ujar Pastor Kuayo mengutip Mgr Pioppo disambut aplaus umat baik di Gereja Katedral Tiga Raja Timika maupun Gereja Gembala Baik Abepura, Jayapura. 

Menurut Mgr Pioppo, kabar sukacita itu sudah diterbitkan di Roma dan seluruh dunia Sabtu (8/3) pukul 12.00 waktu Roma dan pukul 20.00 WIT. Seraya menyampaikan keputusan kepausan itu, Mgr Pioppo meminta administrator memberitahukan hal ini kepada para imam, biarawan, dan biarawati serta seluruh umat Keuskupan Timika.

“Dan mengajak mereka mendoakan Uskup terpilih demi keberhasilan pelayanan episkopalnya dan seluruh karyawan kawanan domba yang akan dipercayakan kepadanya. Atas perhatian dan pelayanan Anda (Pastor Administrator) yang berharga saya mengucapkan terima kasih. Mari kita bersatu dalam doa. Salam damai dalam Kristus, sang Gembala Baik. Uskup Agung Piero Pioppo, Nuntius Apostolik,” kata Marthen Kuayo mengulang kata-kata Mgr Pioppo dalam surat itu.

Uskup baru Keuskupan Timika Mgr Bernard Baru dalam sambutan awalnya menyampaikan ucapan ‘selamat malam’ dan sapaan khas Papua ‘wa wa wa’ (terima kasih) kepada para imam, biarawan dan biarawati serta umat Katolik yang mengikuti Misa disambut tepuk tangan meriah. 

“Patut kita bersyukur, berterima kasih kepada Tuhan atas doa dan air mata dari mama-mama Papua, dari umat seluruh umat di tanah Papua. Sudah lima tahun Keuskupan Timika sede vacante (kekosongan kekuasaan Uskup). Hanya rahmat Tuhanlah, ini terjadi,” ujar Mgr Bernard Baru.

Dalam kesempatan itu Mgr Berard juga mengutip kata-kata reflektif Agustinus dari Hippo atau Santo Agustinus (13 November 354-28 Agustus 430) tentang pengalaman dan perasaannya ketika dia dipilih menjadi Uskup di Keuskupan Hippo, Afrika Utara tahun 354.

“Agustinus ketika dipilih menjadi Uskup, umat berteriak di gereja, ‘kami mau Agustinus menjadi Uskup Hippo’. Agustinus sengaja tidak mau. Hatinya sedih dan menangis karena menjadi Uskup adalah beban yang berat. Menjadi Uskup adalah godaan besar karena akan jatuh kepada kekuasaan, ujian, dan jatuh kepada godaan-godaan kesombongan,” kata Uskup Bernard.

Menurut Uskup Bernard, sebenarnya Uskup Agustinus menolak, tidak mau menerima jabatan sebagai Uskup Hippo. Tetapi, satu titik yang ia (Uskup Agustinus) katakan, ‘saya takut kemungkinan ini. Pada mulanya saya mencari keselamatan di tempat yang rendah, tempat terakhir daripada naik ke jabatan yang tinggi karena antara godaan dan kesombongan oleh pujian, status quo.’ 

Uskup Bernard melanjutkan, Uskup Agustinus mengatakan, ‘saya lebih suka menjadi seorang biarawan. Hidup dalam kontemplasi, mencari Tuhan dalam keheningan dan studi Kitab Suci. Tetapi, saya tidak bisa menolak karena sang Gembala Agung yang memilih untuk menggembalakan gereja-Nya’. 

Uskup Bernard mengatakan, perasaan Agustinus juga sama seperti dirinya. Mgr Bernard mengatakan, ia tidak punya cita-cita atau keinginan menjadi Uskup tetapi menjadi seorang Agustinian, biarawan, dan mau hidup dalam kontemplasi, mencari Tuhan dalam doa dan keheningan.

“Tetapi gereja Papua membutuhkan. Yesus gembala Agung membutuhkan itu. Waktu saya ketemu Nuncio, Nuncio mengatakan hal yang sama dan saya katakan inilah pilihan dari Kristus, sang gembala Agung dan saya siap menerima,” ujar Uskup Bernard.

Mgr Bernard Bofitwos Baru lahir tahun 1973 di Dusun Bakrabiy, Mare, Provinsi Papua Barat. Ia putra pasangan suami-istri (pasutri) Witaya Baru dan Bohoato Bame. 

Ia mengenyam pendidikan dasar di SD YPPK Suswa dan melanjutkan pendidikan di SMP Santo Don Bosco, Fakfak. Perjalanan meraih pendidikan dilalui dalam semangat tinggi meskipun ia harus bertaruh nyawa di udara dengan menumpang pesawat AMA pada Juni 1984.

Tahun 1990, Bernard Bofitwos Baru menyelesaikan pendidikan di SMA Agustinus, Sorong lalu melanjutkan kuliah ke STPKat Filial Malang di Semarang, Jawa Tengah hingga tahun 1995. Ia kemudian studi teologi di Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Fajar Timur, Abepura, tahun 1998. 

Bernard Bofitwos Baru kemudian studi S2 dan S3 di Universitas Kepausan Urbanum, Roma, Italia. Ia meraih gelar Doktor bidang Misiologi di Universitas Kepausan Urbanum tahun 2017. Tahun 2010-2012, ia menjabat Superior Ordo Santo Agustinus Keuskupan Manokwari-Sorong.

Pada Sabtu 8 Maret 2025 ia menjabat Uskup Keuskupan Timika untuk meneruskan perjalanan panjang Gereja dalam melayani umat di Papua Tengah. Penunjukan Uskup Bernard menjadi babak baru bagi Keuskupan Timika dalam menghadapi tantangan pastoral dan sosial di wilayah keuskupan di lereng Gunung Nemangkawi.

Setelah Keuskupan Timika mengalami kekosongan selama lima tahun Mgr Bernardus diangkat Paus Fransiskus menjadi Uskup Timika. Ia menggantikan mendiang Mgr John Philip Saklil. 

Uskup pertama Keuskupan Timika. Mgr Saklil meninggal dunia di Timika, Rabu, 3 Agustus 2019 dalam usia 59 tahun. Selamat menggembalakan umat Keuskupan Timika, Bapa Uskup Bernard Baru. Tuhan berkati. (Konradus R Mangu*)

Keterangan foto: Uskup Keuskupan Timika Mgr Dr Bernardus Bofitwos Baru.

Posting Komentar

0 Komentar