Unordered List

6/recent/ticker-posts

Kunjungan Kerja Gubernur NTT di Manggarai Timur.


BORONG, Gagas Indonesia Satu.com  

- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pemprov   NTT) berkomitmen untuk menjadikan Kabupaten Manggarai Timur (MATIM) sebagai pusat produksi porang di NTT. Komitmen itu disampaikan oleh Gubernur NTT, Melkiades Laka Lena saat meninjau tempat produksi Porang milik PT Taifeng Agriculture Indonesia, bersama Bupati dan Wakil Bupati MATIM, Agas Andreas dan Tarsisius Sjukur di Borong, Kelurahan Nanga Labang, Jumat, 11 April 2025. 

"Hari ini saya meninjau pabrik porang milik PT  Taifeng Agriculture di Borong. Perusahaan ini sudah menerima porang dari berbagai daerah di NTT. Ada dari Flores , dari Timor, dan dari Sumba. Semua mereka kirim ke sini. Sehari mereka bisa mengolah 50 ton porang mentah menjadi 50 chif hasil olahan porang setengah jadi, tadi saya sudah lihat," ungkap Melki Laka Lena di sela kegiatan kunjungan kerja perdananya ke MATIM pada Jumat siang.

Menurut Gubernur Melki, Manggarai Timur merupakan satu-satunya daerah potensial dan strategis untuk mendirikan pabrik porang di NTT, "Sehingga akan pusat pertumbuhan, menjadi pusat produksi yang akan kita buat di NTT yaitu pabrik porang, kita buat yaitu satu-satunya yang paling potensial, kita buat di Borong Manggarai Timur," ungkapnya. 

"Tadi saya bilang kepada Bapak Bupati dan Bapak Wakil Bupati dan jajaran Pemda Manggarai Timur, Bapak Kadis Pertanian Provinsi, Bapak Kadis PU Provinsi, dan Bapak Kadis Pendidikan Provinsi NTT, Kami melihat memang yang paling cocok dibangun pabrik porang yaitu kita bagun di Borong, Manggarai Timur," tegas mantan anggota DPR RI itu. 

Porang-porang dari seluruh NTT, kata Melki, akan diproses dan diolah menjadi hasil olahan setengah jadi untuk dikirim dan diolah kembali di Semarang, selanjutnya diekspor ke China, "Dari borong kita akan proses orang-orang di NTT untuk dikirim dan diolah ke Semarang kemudian diekspor ke China," tambahnya. 

Ayo bangun Manggarai Timur, ayo bangun NTT," tegas Melki, mengakhiri keterangannya kepada awak media. 

Pada kesempatan yang sama, Bupati Agas Andreas menyampaikan apresiasinya kepada PT Taifeng Agriculture selaku perusahaan ekspor porang pertama yang beroperasi di Manggarai Timur. Menurutnya, kehadiran

pihak Taifeng untuk berinvestasi di sektor pertanian di Manggarai Timur, secara tidak langsung menjawab harapan Pemda dalam upaya hilirasi pangan, khususnya tanaman porang.

"Pertama-tama kita tentu apresiasi kepada PT Taifeng Agriculture telah memilih untuk berinvestasi di bidang pertanian di daerah kita. Kehadiran perusahaan ini menjawab harapan Pemda dalam upaya hilirasi pangan, khususnya tanaman porang. 

"k mendukung. Kita supot tentunya lewat sektor pertanian. Kita mendorong masyarakat untuk melakukan budidaya tanaman porang lewat program-program strategi dinas pertanian kedepannya,“ ungkap Bupati Agas.

Sementara itu, Manager Produksi PT Taifeng Agriculture Indonesia, Jiang Heng, melalui alih bahasa Merdiana Siti, menerangkan bahwa kemampuan produksi perusahaan orang milik investor asal China itu mencapai 50 ton per hari. 

"Suply bahan menta kita ada dari Sumba, Ende, Bajawa, Bea Wae, dan juga Reo. Untuk Manggarai Timur sendiri sejauh ini belum banyak yang masuk karena belum masuk puncak musim panen. Sebenarnya potensi penghasilan porang di Manggarai Timur bisa dua kali lipat, lebih banyak dari porang yang dipasok dari daerah lain di NTT. Hanya kita di sini belum memasuki puncak musim panen," terang Merdiana. 

"Kemampuan produksi kami mencapai 50 ton per hari. Kalau pasaran porang mentah kami terima Rp7 ribu per kilogram. Harga timbang langsung di pabrik," ungkap perempuan yang biasa disapa Merdi itu. 

Merdiana menambahkan, jumlah karyawan perusahaan tersebut sebanyak 54 orang dengan jumlah jam kerja normal yaitu delapan jam per hari, "Jumlah keseluruhan karyawan keseluruhan sebanyak 54 orang. Dibagi dalam tiga shift masing-masing 18 orang dengan pembagian waktu kerja delapan jam per shift. Jadi kami beroperasi 24 jam," kata Merdi. 

Sedangkan terkait dengan kesejahteraan karyawan, kata Merdi, menggunakan sistem gaji mingguan dengan akumulasi mencapai   Rp2. 370.000 per bulan untuk perempuan. Sedangkan laki-laki mencapai Rp2.680.000 per bulan, melebihi standar Upah Minimum Regional (UMR) NTT tahun 2025, sebesar Rp2.328.969,69.

"Sistem pengajian karyawan di sini, kita cair dua kali sebelum atau per dua Minggu. Setiap dua Minggu, gaji karyawan kita bayar. Dibayar setiap dua Minggu sekali. Kalau karyawan tidak pernah alpa itu ada bonus juga kalau tidak pernah alpa," ungkap Merdi.

"Standar upah kita sudah melebihi stadar UMR NTT. Kalau perempuan itu digaji per hari sebesar Rp70 ribu per hari. Ditambah bonus Rp200 ribu. Berarti gaji perempuan sebesar Rp2. 370.000. Sedangkan laki-laki Rp80 ribu per hari. Tambah bonus Rp200 ribu per bulan. Berarti total gaji laki-laki Rp2.680.000 per bulan, melebihi standar UMR Provinsi NTT," kata Merdi. 

Sementara terkait standar keselamatan para pekerja, lanjut Merdi, pihaknya akan berupaya agar semua pekerja bisa terakomodir sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan. "Kepesertaan BPJS sejauh ini belum, karena kita baru mulai beroperasi selama kurang lebih dua Minggu terakhir. Soal BPJS itu nanti akan diupayakan kedepannya," tutupnya. (*)

Posting Komentar

0 Komentar