Unordered List

6/recent/ticker-posts

Penjabat Gubernur Ramses Limbong Harapkan Umat Hindu Papua Lebih Hayati Makna Hari Raya Nyepi

                            


JAYAPURA , Gagas Indonesia Satu.com

 Penjabat Gubernur Papua Ramses Limbong, SIP, M.Si menyampaikan ucapan Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1947 kepada seluruh umat Hindu di tanah Papua dan Indonesia umumnya yang merayakan hari besar keagamaan itu. 

Penjabat Gubernur Ramses Limbong juga mengajak umat Hindu Papua sebagai insan yang beriman memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas Anugerah dan kasih-Nya sehingga umat Hindu Papua penuh khidmat melaksanakan acara Dharma Santih dalam rangkaian peringatan Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1947.

“Dalam kesempatan berharga ini, saya mengucapkan Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1947 kepada seluruh umat Hindu di Papua dan seluruh Indonesia yang merayakannya,” ujar Ramses dalam sambutan tertulis yang dibacakan Staf Ahli Gubernur Bidang Pengembangan Masyarakat Adat dan Budaya dr Anthon Tony Mote saat berlangsung acara Dharma Santih (Simakrama) dalam rangkaian Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1947 di Suni Hotel & Convention Abepura, Papua, Sabtu (19/4).

Dalam sambutannya, Ramses juga menitip doa dan berharap agar melalui perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1947 dengan berbagai kegiatan ritual lainnya umat Hindu Papua lebih menghayati serta memahami hikmah dan makna hari raya ini dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat yang heterogen.

Menurutnya, inti menghayati, memahami hikmah dan makna Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1947 yaitu meningkatkan iman, taqwa, sradha, dan bhakti kepada Tuhan yang Maha Kuasa. 

Selain itu, mengevaluasi, mengintrospeksi, dan mengoreksi diri umat sedharma apa yang telah dilakukan selama ini sehingga ke depan dapat lebih baik dan terus ditingkatkan. 

“Semua itu bertujuan untuk kesejahteraan dan kerukunan umat Hindu dan antar umat dalam kehidupan beragama bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” ujar Ramses lebih lanjut. 

Hingga saat ini berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangkaian Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1947 yakni Dharma Santih. Intinya, bersilaturahmi, saling mengunjungi, dan saling memaafkan satu sama lain merujuk tema Manawa Sewa, Madawa Sewa Menuju Indonesia Emas 2045 yang mengandung makna melayani, menolong, dan membantu sesama umat manusia seperti melayani Tuhan.

“Tema Nyepi 2025 yaitu Manawa Sewa, Madawa Sewa Menuju Indonesia Emas 2045 mengandung pesan spiritual yang mendalam dan visi sosial yang strategis. Melalui pelayanan kepada sesama, umat Hindu diajak untuk berkontribusi dalam mewujudkan cita-cita besar Indonesia serta mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang makin maju, makin adil, makin damai, dan makin harmonis,” katanya.

Ramses mengatakan, secara universal hal tersebut dapat memberikan pandangan hidup bernegara yang menekankan pada ajaran moral dan etika yang baik, budi pekerti yang luhur, nilai-nilai keadilan dan kebenaran yang sejati, serta sikap toleransi yang kuat. 

“Kita bersyukur, bangsa kita yang majemuk ini pada prinsipnya dapat hidup rukun dan bersatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kita dapat menjalin persatuan dan kebersamaan yang dijiwai semangat Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Ramses.

Ramses menambahkan, kedamaian dan kerukunan itu tentu tidak datang dengan sendirinya. Dalam kehidupan bangsa yang majemuk, katanya, semua pihak harus senantiasa menciptakan, memelihara, dan terus menyebarkan kedamaian, persatuan, dan kerukunan yang menjadi tugas dan kewajiban seluruh masyarakat di tanah Papua.

                                                  

“Tanah Papua adalah tanah yang diberkati. Tanah damai penuh dengan budaya, tradisi, adat-istiadat, kearifan lokal atau local wisdom, dan merupakan surga kecil yang jatuh ke bumi. Masyarakatnya juga ramah,” ujar Ramses.

Oleh karena itu ia mengajak segenap seluruh umat Hindu dan masyarakat di tanah Papua untuk tetap menjaga kerukunan, persaudaraan, kebersamaan, dan toleransi antar umat beragama di bumi Cenderawasih.

“Saat ini kita masih punya pekerjaan rumah, PR bersama yaitu mensukseskan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua. Namun saya berharap agar berlangsung damai dan tidak harus mengorbankan persatuan dan persaudaraan kita sebagai sesama anak bangsa,” kata Ramses mengingatkan.

Ramses mengatakan, bila pada Pemilu November tahun lalu bisa berjalan damai, tentu dalam Pemilu 2025 ini juga diharapkan terjadi demikian. Pihaknya menyampaikan terima kasih untuk masyarakat dan seluruh elemen yang sudah ambil bagian dalam pesta demokrasi itu.

“Pembangunan adalah sebuah proses berjangka waktu dan berkelanjutan. Bukan proses sekali jadi. Hasil-hasil pembangunan yang telah dapat kita raih saat ini, ke depan juga harus terus kita lanjutkan. Asta Cita Presiden RI harus kita dukung penuh dan sukseskan,” ujar Ramses.

Asta Cita atau delapan cita-cita yaitu persatuan dan kesatuan bangsa, kehidupan demokrasi yang sehat, kesejahteraan rakyat dan pemerataan pembangunan serta keadilan sosial untuk seluruh rakyat Indonesia. 

Kemudian, budaya Indonesia yang berdasarkan Pancasila, kualitas kehidupan beragama dan menghargai keragaman, pembangunan yang berkelanjutan dan memperhatikan kelestarian alam serta ekosistem serta kualitas pendidikan dan sumber daya manusia Indonesia.

Ramses mengingatkan, delapan cita-cita Presiden itu wajib didukung agar kepala negara serta pemerintahan Kabinet Merah Putih yang dipimpinnya bekerja dengan baik guna memajukan dan mensejahterakan negeri ini. 

Ramses di akhir sambutannya sekali lagi mengajak umat Hindu di Papua untuk menciptakan iklim demokrasi yang teduh dan beradab. Umat Hindu di Papua terus tumbuhkan harmoni dan toleransi yang menjadi fondasi dari kehidupan masyarakat yang baik sesuai dengan falsafah Pancasila. 

Melalui Hari Raya Nyepi tahun 2025, ia mengajak umat Hindu di seluruh tanah Papua tampil sebagai pribadi yang paripurna, yang mampu menunaikan Dharma Agama dan sekaligus Dharma Negara. Menolong sesama tanpa pamrih dan mengutamakan pelayanan kepada masyarakat sebagai bentuk dharma (kewajiban suci). 

“Saya mengajak umat Hindu di Papua, mari membangun kepedulian sosial, khususnya kepada kaum yang membutuhkan, seperti fakir miskin, anak yatim, dan orang sakit. Melayani sesama berarti menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sebagai perwujudan manawa sewa, madawa sewa, cinta kasih universal,” katanya.

Ramses juga menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia atas dharma bhakti dan pengabdian dalam membimbing dan membina umat Hindu di seluruh tanah Papua. Termasuk peran para pengurus dalam ikut menciptakan kehidupan bangsa yang damai, yang adil, dan yang sejahtera.

“Melalui kesempatan yang baik ini saya juga menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada seluruh masyarakat pimpinan-pimpinan lembaga masyarakat dan agama, jajaran aparat pemerintah, TNI-Polri dan sipil dan seluruh komponen masyarakat. Saya ajak kita semua tetap menjaga harmoni, kerukunan, dan ketertiban masyarakat di tanah ini,” kata Ramses.

Keharmonisan kehidupan beragama di Papua sudah dirasakan bersama perlu terus dijaga dan dimantapkan baik dalam kehidupan intern agama, antar agama, lembaga-lembaga agama serta seluruh komponen masyarakat. Untuk itulah ia mengharapkan agar melalui Dharma Santi ini tidak saja bagi umat Hindu tetapi juga bagi masyarakat dan seluruh elemen dalam rangka meningkatkan rasa persaudaraan dan kebersamaan untuk bersama membangun Papua, tanah tercinta


“Akhirnya, kepada umat Hindu di seluruh tanah Papua, sekali lagi, saya ucapkan Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947. Semoga Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa senantiasa melimpahkan karunia-Nya kepada saudara semua dan kepada seluruh masyarakat Papua serta seluruh rakyat Indonesia,” kata Ramses.

Sedangkan Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Papua I Komang A Wardhana, SE, MM di awal sambutannya mengajak umat Hindu memanjatkan angayu bagia puja pangastuti ke hadapan Ida Sang  Hyang Widi Wasa, Tuhan yang Maha Kuasa atas asung kerta waranugraha-Nya sehingga umat Hindu bersama seluruh pejabat, tokoh agama, adat, perempuan, dan tokoh pemuda dapat hadir melaksanakan Dharma Santih, bersimakrama bersama dalam rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947.

“Pertama-tama saya mengucapkan selamat datang kepada Bapak Gubernur Papua atau pejabat yang mewakili serta ibu dan bapak sekalian sudah hadir memenuhi undangan kami walaupun di tengah kesibukan. Pada kesempatan ini pula kami atas nama umat Hindu mengucapkan Selamat Merayakan Paskah tahun 2025 kepada saudara-saudara yang beragama nasrani. Tak lupa juga kami ucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri Tahun Baru Hijriah 1446 kepada saudara dan saudari sekalian umat Muslim. Mohon maaf lahir batin,” ujar Komang Wardhana.


Menurutnya, pelaksanaan Hari Raya Nyepi sebagai tonggak bagi umat Hindu untuk dapat insaf dan sadar diri untuk merenungkan kembali segala perilaku yang telah diperbuat selama setahun. Hari Raya Nyepi merupakan hari yang sangat baik untuk menegakkan diri yang sejati, mengingat terus hakikat kebenaran. 


“Pada Hari Raya Nyepi merupakan upaya nyata untuk dapat mengendalikan dan menahan diri, tidak hura-hura atau berfoya-foya serta tidak berperilaku angkuh terhadap siapapun. Dengan memaknai hakikat dan makna perayaan Nyepi dengan seluruh rangkaian upacaranya diharapkan mampu menumbuhkan hati dan jiwa mulia penuh kesucian pada kehidupan selanjutnya,” kata Komang.


Komang mengatatakan, perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1947 tahun 2025 mengusung tema Manawasewa, Madawasewa Menuju  Indonesia Emas 2045. Tema ini memiliki makna melayani, menolong, dan membantu sesama umat manusia yang sama artinya melayani Tuhan itu sendiri, menuju Indonesia Emas 2045.


“Melayani sesama akan memberi diri menjadi berkat bagi orang lain, mencerminkan kasih dalam perbuatan dan perkataan. Menolong sesama, membantu orang lain untuk meringankan beban, menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang antar sesama, mempererat tali persaudaraan, memperkokoh kesatuan sehingga terjaga kebersamaan antar sesama,” ujar Komang.


Komang menambahkan, dengan catur brata penyepian umat Hindu semakin didewasakan melaksanakan swadarma atau kewajiban dharma agama dan sharma negara. Dharma negara adalah bagaimana umat Hindu dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dapat menunaikan kewajiban dengan sebaik-baiknya.                                        


Begitu juga di dalam dharma agama umat Hindu dapat menghayati dan mengamalkan ajaran Kitab Suci dengan baik dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang mendorong terwujudnya sikap dan perilaku yang bertanggung jawab, peduli, rukun, dan harmonis baik di lingkungan intern, antar umat beragama, dan juga pemerintah dengan saling asah, saling asih, dan saling asuh.


“Di dalam perkembangan masyarakat era modern ini, banyak terjadi berita atau informasi yang bersifat provokatif yang mengarah ke sara, hoax. Orang-orang gampang marah dan mudah bertengkar satu sama lain. Sebagai majelis tertinggi umat Hindu saya mengajak kita semua untuk bergandengan tangan, menjaga persaudaraan, kerukunan, kebersamaan, ketentraman, kedamaian, dan keharmonisan demi terwujudnya masyarakat Papua yang unggul, mandiri, dan modern,” kata Komang.


Komang menambahkan, Dharma Santih dilaksanakan setelah seluruh rangkaian upacara Nyepi selesai silaksanakan. Melalui Dharma Santih diharapkan umat sedharma dapat berkumpul dan saling mengucapkan maaf, membangun hubungan simakrama yang lebih baik di masa datang dan mengingatkan pentingnya hubungan dengan sesama umat manusia sebagai pelaksanaan konsep Tri Hita Karana. 


“Melalui Dharma Santih diharapkan tercipta hubungan yang harmonis antar sesama, hubungan bhuwana alit dan dengan bhuwana agung sehingga tercipta kedamaian. Melalui Dharma Santih kita berupaya melepaskan egoisme sempit masing-masing dan mengedepankan moderasi beragama, mengedepankan keberagaman, kebersamaan dengan tetap menjaga adat-istiadat, budaya serta persatuan dan kesatuan seperti yang disebutkan pada Kitab Sutasoma, Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangruwa. Semua mempunyai inti yang sama yaitu berdasarkan pada dharma sebagai kebenaran sejati,” katanya.

 

Ketua Panitia Dharma Santih (Simakrama) Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1947 Provinsi Papua Tahun 2025 Letkol Inf I Wayan Deddy Suryanto, SE di awal laporannya mengajak hadirin melambungkan puji syukur ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan yang Maha Esa atas asung kerta wara nugrahaNya sehingga hadirin berkenan hadir melaksanakan perayaan Dharma Santi sebagai wujud rasa syukur suksesnya rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947.


“Pertama-tama, saya atas nama panitia mengucapkan limpah terima kasih kepada para tamu undangan terhormat karena telah meluangkan waktu untuk menghadiri acara Dharma Santi sebagai wujud rasa syukur suksesnya rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947,” ujar Deddy.


Menurut Deddy, dasar pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947 Tahun 2025 yaitu Surat Keputusan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Papua Nomor 294/Kep/PHDI/Prov.Papua/II/2025 tentang Panitia Dharma Santih Perayaan Nyepi Saka 1947 di Provinsi Papua. 


Deddy mengatakan, tujuan pelaksanaan Dharma Santi yaitu untuk mencapai disiplin hidup yang selaras dengan nilai-nilai spiritual Hindu. Selain itu, melalui perayaan itu umat Hindu menjalankan empat kaidah utama atau catur brata panyepian yang bertujuan untuk mengendalikan diri, membersihkan hati serta menciptakan keseimbangan dalam  kehidupan. 


“Tujuan lain yaitu untuk mencari keselarasan dan ketenangan dalam diri mereka (umat Hindu) sendiri. Melalui perayaan Nyepi setiap individu diberikan kesempatan untuk melakukan introspeksi dan merenungkan tindakan yang telah dilakukan dan menjadikannya sebagai pelajaran di kemudian hari,” kata Deddy.


Acara Dharma Santih (Simakrama) dihadiri juga anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Papua, Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Papua yang diwakili Wakapolda Brigjen Pol Dr Faizal Ramadhani, S.Sos,  SIK, MH, dan Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Rudi Puruwito, SE, MM diwakili PaBintaldam Cenderawasih.

                                            


Selain itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Papua Denny Henrry Bonay, ST, Ketua Kejaksaan Tinggi Papua Hendrizal Husin, SH, MH, Ketua pengadilan Tinggi Papua Dr Djatniko MH Girsang, SH, M.Hum, Komandan Lantamal X Jayapura Brigjen TNI (Mar) Ludi Prastyono, M.Tr.Opsla, dan Ketua Majelis Rakyat Provinsi (MRP) Provinsi Papua Nerlince Wamuar, SE, M.Pd, dan pimpinan TNI-Polri. 


Kemudian, Satuan Kerja Pemda Papua, Bupati dan Walikota Jayapura, para pimpinan agama dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Papua, umat Hindu seluruh Papua, para tokoh adat, pemuda, perempuan, dan tokoh masyarakat serta tamu undangan. (*)


Kegiatan Dharma Santih dalam rangkaian peringatan Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1947 tahun 2025 umat Hindu Provinsi Papua di Suni Hotel & Convention Abepura, Sabtu (19/4). Foto: Istimewa

Posting Komentar

0 Komentar